Beirut, SPNA – Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF), Senin (30/07/2018), mengumumkan bahwa awaknya di Jalur Gaza menangani pasien-pasien Gaza yang tulangnya lebur terkena peluru militer Israel. Hal tersebut terjadi dalam aksi protes The Great March of Return, di dekat pagar keamanan perbatasan Gaza dan Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah forum yang diadakan untuk membahas kondisi kemanusiaan dan kesehatan di Gaza. Acara ini diselenggarakan oleh Organisasi Internasional di ibu kota Lebanon, Beirut.

Organisasi tersebut pada hari Senin (30/07/2018) membuka forum dengan tema, “Ketika tulang menjadi debu.” Jihan Bisiso yang menjabat sebagai direktur eksekutif MSF mengatakan, tema ini menggambarkan secara detail kondisi warga Palestina.

Sejak aksi protes The Great March of Return pertama kali digelar pada 30 Maret lalu, militer Israel telah membunuh 150 warga Palestina dan menyebabkan lebih dari 15 ribu warga lainnya luka-luka.

Jumlah korban luka-luka ini jauh lebih banyak dari korban serangan Israel pada 2014, yang menyebabkan 1.700 korban luka-luka.

Ia menambahkan bahwa klinik MSF di Gaza banyak sekali melayani pasien yang patah tulang. Kebanyakan dari pasien tersebut terkena peluru Israel yang menembus tulang sehingga menyebabkan kerusakan tak beraturan.

Tidak berlebihan ketika mengatakan bahwa tulang-tulang mereka hancur lebur menjadi debu. Kebanyakan dari korban tersebut adalah anak-anak di bawah 18 tahun.

Aksi protes tersebut digelar demi menuntut hak warga Palestina untuk kembali ke tanah mereka yang dicaplok Israel pada tahun 1948. Blokade yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza selama 12 tahun menjadikan lebih dari satu juta jiwa seperti terperangkap dalam penjara terbesar di dunia.

Berangkat dari kebutuhan warga Palestina, MSF telah memperluas layanannya dengan membuka lima klinik dan empat tim bedah di Gaza.

(T.HN/S:Palinfo)