Kushner takan Yordania untuk tanggalkan status pengungsi Palestina

Washington, SPNA - Penasihat senior yang juga menantu laki-lakinya Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner,

BY 4adminEdited Mon,06 Aug 2018,11:12 AM

Washington, SPNA - Penasihat senior yang juga menantu laki-lakinya Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, dilaporkan menekan Yordania untuk menanggalkan lebih dari dua juta warga Palestina dari status mereka sebagai pengungsi.

Sekitar 2,2 juta pengungsi Palestina terdaftar di UNRWA, badan PBB yang didirikan pada 1949 untuk mendukung pengungsi Palestina.

Sebagian besar para pengungsi berstatus sebagai warga negara Yordania.

Para pejabat Palestina mengatakan, Kushner menekan Yordania selama pertemuan Juni lalu, "untuk menanggalkan status pengungsi kepada lebih dari dua juta orang Palestina sehingga UNRWA tidak perlu lagi beroperasi di sana," kata lembaga Kebijakan Luar Negeri.

Dalam email yang diperoleh oleh majalah AS, Kushner dilaporkan menyerukan "upaya jujur dan tulus untuk mengganggu UNRWA."

"Lembaga ini melanggengkan status quo, korup, tidak efisien dan tidak membantu perdamaian," tulis Kushner.

"Tujuan kami tidak bisa menjaga semuanya tetap stabil dan apa adanya. ... Kadang-kadang Anda harus secara strategis mengambil risiko melanggar hal-hal untuk sampai ke sana."

UNRWA adalah aktor penting di kawasan itu, memberikan bantuan, pendidikan, dan perumahan bagi lima juta pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat yang diduduki dan Gaza.

Sementara AS telah mendanai badan PBB tersebut sejak dibentuk pada tahun 1949, pemerintahan Trump awal tahun ini memotong $ 250 juta dari anggarannya.

Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan bahwa Washington tidak akan memulihkan bantuan sampai Palestina setuju "untuk kembali ke meja perundingan" dengan Israel.

Para pejabat Palestina dan AS mengatakan, penargetan yang disengaja terhadap UNRWA adalah upaya oleh pemerintahan Trump untuk menghapus masalah pengungsi Palestina dari meja perundingan.

Sebagian besar pengungsi Palestina dipaksa mengungsi selama pembentukan negara Israel pada tahun 1948, sebuah peristiwa yang ditandai oleh warga Palestina sebagai Hari Nakba atau Malapetaka.

Gelombang lain warga Palestina menjadi pengungsi selama perang Arab-Israel 1967 dan pendudukan Israel berikutnya di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza.

(T.RA/S: The News Arab)

leave a reply
Posting terakhir