Jerusalem, SPNA - Dinas Intelijen Israel, Mossad dilaporkan saat ini memiliki 7.000 agen, seperti dilaporkan Haaretz.
Jumlah tersebut membuat Mossad menjadi Badan Intelejen terbesar di dunia setelah CIA.
Haaretz dalam laporannya, Sabtu (24/08/2018) menambahkan, sejak penunjukan Yossi Cohen sebagai direktur Mossad tahun 2016 silam, Badan intelejen Israel tersebut mengalami perubahan besar-besaran.
“Mossad melakukan banyak perubahan, dimulai dengan penambahan anggaran hingga merombak sistem operasi.”
Berbeda dengan mantan Direktur Mossad sebelumnya, Tamir Pardo yang sangat hati-hati. ‘’Operasi intelejen yang disetujui Pardo hanya sedikit hal ini karena Pardo ingin meminimalisir resiko bocornya identitas agennya. ‘’
Operasi tersebut terjadi di sejumlah negara, seperti yang terjadi di Malaysia, Tunisia dan Suriah.
Empat bulan lalu, Mossad dituding terlibat dalam pembunuhan terhadap ilmuwan Palestina Fadi al-Batsh.
Insinyur Hafiz Qur’an tersebut dibunuh di ibukota Kuala Lumpur Malaysia pada 21 April dengan tembakan jarak dekat.
Selain itu, Mossad juga dituding terlibat dalam pembunuhan insinyur pesawat terbang Tunisia, Mohamed Zouari 2016 silam. Zouari dikenal berafiliasi dengan Hamas dan memiliki andil besar dalam produksi drone ‘’Ababil’’ milik al-Qassam.
Menurut laporan Haaretz, anggaran Mossad untuk tahun ini mencapai 2,3 miliar dolar AS, dimana jumlah tersebut lebih besar dari sebelumnya yang mencapai 2,1 miliar.
(T.S/S:AnadoluAgency)