Madrid, SPNA - Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell, Selasa (04/09/2018), memperingatkan bahwa Washington kehilangan perannya sebagai mediator dalam konflik Israel-Palestina.
"Saya menyesal bahwa Amerika Serikat, yang selama bertahun-tahun memainkan peran dalam proses perdamaian ... sayangnya mendiskualifikasi diri mereka dari memainkan peran mediator yang memiliki kepercayaan dari kedua belah pihak," kata Borrell saat konferensi pers di Madrid bersama dengan pejabat Otoritas Palestina (PA) yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri, Riyad al-Maliki.
"Menteri mengatakan kepada saya keprihatinannya yang serius berkaitan dengan situasi ini ... sebagai akibat dari keberpihakan Amerika Serikat pada posisi Israel," Borrell menambahkan, menurut AFP.
Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk mengungkap rencana perdamaian Israel-Palestina dan mengatakan dia ingin mencapai "kesepakatan akhir".
Maliki mengatakan, bagaimanapun, bahwa pemerintah AS telah memutuskan "untuk menjadi bagian dari masalah dan bukan bagian dari solusi".
"Amerika Serikat melihat konflik melalui mata Israel, mereka telah mengadopsi posisi Israel," tambahnya, sembari menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan proses perdamaian".
Rencana perdamaian AS, yang dijuluki "Kesepakatan Abad Ini" telah dikerjakan selama beberapa bulan.
Namun, ketua PA Mahmoud Abbas menolak untuk menganggap pemerintahan Trump sebagai perantara yang jujur untuk negosiasi sejak pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Desember lalu.
Borrell dan Maliki juga bereaksi dalam komentar mereka terhadap pengumuman AS pada hari Jumat yang akan mengakhiri pendanaan untuk UNRWA, badan PBB untuk "pengungsi Palestina".
Amerika Serikat juga mengumumkan pada bulan lalu bahwa mereka membatalkan lebih dari $ 200 juta bantuan bilateral kepada PA.
Borrell, yang mengutuk langkah itu, mengatakan bahwa Spanyol akan menggandakan sumbangannya, dari satu hingga dua juta euro.
Dia mengatakan bahwa dirinya dan Maliki juga berbicara tentang "pengakuan atas sebuah negara Palestina".
Parlemen Spanyol memberikan suara bulat pada tahun 2014 untuk mengakui "Palestina", tetapi itu adalah langkah simbolis besar tanpa implikasi diplomatik nyata.
Selain Spanyol, negara-negara lain yang telah mengakui "Palestina" termasuk Inggris, Irlandia, Swedia, Yunani dan Portugal. PA juga meresmikan sebuah kedutaan di Vatikan pada Januari lalu.
Gerakan-gerakan ini, seperti gerakan Spanyol, juga bersifat simbolis.
(T.RA/S: Israel National News)