Pemimpin Al-Qaeda: Memindahkan kedutaan ke Yerusalem adalah bukti bahwa AS adalah musuh Islam

Kairo, SPNA - Menandai peringatan 17 tahun peristiwa serangan '11 September', pemimpin al-Qaeda pada hari Selasa (11/09/2018) menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk berperang melawan ....

BY 4adminEdited Wed,12 Sep 2018,11:06 AM

Kairo, SPNA - Menandai peringatan 17 tahun peristiwa serangan '11 September', pemimpin al-Qaeda pada hari Selasa (11/09/2018) menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk berperang melawan Amerika Serikat.

Dalam pidato 30 menit yang dirilis pada Selasa tersebut, Ayman al-Zawahiri menggambarkan Amerika Serikat sebagai musuh kaum Muslimin, menggunakan pemindahan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem sebagai bukti permusuhan tersebut.

Kelompok SITE yang berbasis di Washington, yang memantau materi media oleh militan di seluruh dunia, merilis transkrip bahasa Inggris dari pidato tersebut.

"Amerika adalah musuh nomor satu umat Islam ... kendatipun negara ini terkenal dengan sekulerisme," ungkap al-Zawahiri dalam video itu. Dia menyebutkan 14 arahan untuk melawan Amerika Serikat, termasuk seruan terhadap persatuan kaum Muslimin dan jihadis.

Al-Zawahiri menggantikan Osama bin Laden, pendiri al-Qaida yang oleh AS diklaim sebagi otak serangan 11 September 2001, yang menewaskan lebih dari 3.000 orang Amerika.

Pada hari Selasa waktu AS, Presiden Donald Trump memberi penghormatan kepada "pahlawan" yang berjuang melawan pembajak pada 11 September 2001. Ia bersumpah bahwa Amerika tidak akan pernah tersentak dalam menghadapi kejahatan dan bahwa ia akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga keamanan negara.

Di bawah langit abu-abu di Shanksville, Pennsylvania, Trump memuji keberanian 40 pria dan wanita dalam Penerbangan 93 yang menyerang empat pembajak yang telah mengalihkan pesawat dan menargetkan Washington.

“Peringatan ini menjadi pesan bagi dunia. Amerika tidak akan pernah tunduk pada tirani, ”kata Trump, dan mencatat bahwa hampir 5,5 juta orang Amerika telah bergabung dengan militer AS sejak 9/11.

"Sebagai panglima tertinggi, saya akan selalu melakukan segala daya saya untuk mencegah teroris menyerang tanah Amerika," tambahnya, seraya memberikan penghormatan kepada hampir 7.000 anggota tentara AS yang tewas saat "menghadapi 'terorisme Islam radikal'."

Ini bukan kali pertama al-Zawahiri mengaitkan langkah kedutaan AS ke Yerusalem dengan seruan perang melawan AS.

Dalam pidato Mei lau, al-Zawahiri mengatakan, keputusan Amerika untuk menggeser kedutaan Israel ke Yerusalem adalah bukti bahwa negosiasi dan upaya "perdamaian"  Palestina telah gagal. Ia mendesak umat Islam untuk melakukan jihad melawan Amerika Serikat.

Dalam video berdurasi lima menit bertajuk "Tel Aviv Juga Tanah Kaum Muslimin," dokter bedah handal asal Mesir tersebut menyebut Otoritas Palestina sebagai "penjual Palestina" dan mendesak para pengikutnya untuk mengangkat senjata.

Trump "jelas dan eksplisit, dan ia menunjukkan wajah asli Perang Salib modern, di mana kita tidak boleh berdiri dan bekerja sama dengan mereka, melainkan hanya dengan perlawanan melalui seruan dan jihad," kata Zawahiri, menurut sebuah transkrip yang disediakan oleh SITE.

Dia berpendapat bahwa negeri-negeri Islam telah gagal bertindak dalam kepentingan umat Islam dengan masuk ke PBB, yang mengakui Israel, dan menyerahkan kepada Dewan Keamanan dan resolusi Majelis Umum bukan syariah (hukum Islam).

Trump mengumumkan pada 6 Desember 2017, bahwa dia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kedutaan AS ke kota itu dari Tel Aviv.

Perkembangan itu menggembirakan pemerintah Israel, tetapi membuat marah warga Palestina yang menginginkan bagian timur kota itu sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.

Sebagian besar negara Eropa telah mengecam langkah Trump karena tidak sejalan dengan konsensus internasional, lebih memilih untuk menunggu mengakui kota tersebut sampai status Yerusalem diselesaikan dalam pembicaraan dengan Palestina.

(T.RA/S: Times of Israel)

leave a reply
Posting terakhir