Otoritas Cina berusaha menghapus identias anak-anak Muslim Uighur

Pemerintah Cina telah membangun ribuan sekolah "bilingual", di mana anak-anak minoritas diajarkan dalam bahasa Mandarin dan dihukum ketika berbicara dalam bahasa asli mereka.

BY 4adminEdited Tue,02 Oct 2018,12:18 PM

Huffpost - Istanbul

Istanbul, SPNA - Setiap pagi, Meripet terbangun dar mimpi buruknya. Pemerintah Cina telah mengubah empat anaknya menjadi yatim, meskipun ia dan suaminya masih hidup.

Meripet dan suaminya meninggalkan anak-anaknya untuk tinggal bersama nenek mereka di Cina ketika suami istri tersebut pergi ke Turki untuk perewatan ayahnya. Namun setelah otoritas Cina mulai menahan ribuan pria suku Uighur atas tuduhan melakukan tindak supversip seperti melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kemudian, ibu mertuanya pun telah dipenjara, dan Meripet belajar dari temannya bahwa anaknya yang berusia tiga hingga delapan tahun secara de facto telah diberlakukan sebagai yatim di wilayah Xinjiang, di bawah perawatn negara yang menghancurkan keluarganya.

 “Anak-anak saya seperti di penjara,” ungkap Meripet, dengan suaranya yang pecah. “Empat anak saya terpisah dari saya dan hidup sebagai yatim.”

Keluarga Meripet adalah satu dari puluhan ribu orang yang menjadi target operasi Presiden Xi Jinping untuk menundukkan daerah yang kadang-kadang bergolak, termasuk penahanan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya yang telah mengkhawatirkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sekarang ada bukti bahwa pemerintah menempatkan anak-anak sebagai tahanan dan orang-orang buangan ke lusinan panti asuhan di Xinjiang.

Panti asuhan adalah contoh terbaru tentang bagaimana Cina secara sistematis menjauhkan anak-anak Muslim di Xinjiang dari keluarga dan budaya mereka, Associated Press telah menemukan hal ini melalui wawancara terhadap 15 Muslim dan tinjauan dokumen pengadaan. Pemerintah telah membangun ribuan sekolah "bilingual", di mana anak-anak minoritas diajarkan dalam bahasa Mandarin dan dihukum ketika berbicara dalam bahasa asli mereka.

Pihak berwenang Cina mengatakan, panti asuhan membantu anak-anak yang kurang beruntung, dan menyangkal keberadaan kamp interniran untuk orang tua mereka. Dalam jumpa pers pada hari Kamis, juru bicara kementerian luar negeri Cina Geng Shuang mengatakan, tindakan yang diambil di Xinjiang diperlukan untuk "stabilitas, pembangunan, harmoni" dan untuk memerangi separatis etnis.

Tetapi orang-orang Uighur takut bahwa langkah-langkah ini pada dasarnya akan menghapus identitas etnis mereka. Para ahli mengatakan apa yang dilakukan Cina sebagaimana kolonialis kulit putih di AS, Kanada dan Australia, yang memperlakukan anak-anak pribumi - kebijakan yang telah membuat generasi mereka mengalami trauma.

"Ini adalah kelompok etnis yang basis pengetahuannya sedang dihapus," kata Darren Byler, seorang peneliti budaya Uighur di University of Washington. “Apa yang kami lihat adalah situasi kolonial pemukim di mana seluruh generasi hilang.”

(T.RA/S: Huffpost)

leave a reply
Posting terakhir

Cina mata-matai 2.5 Juta muslim Uighur

Pakar Internet Belanda, Victor Jeffers, mengatakan bahwa salah satu perusahaan Cina yang bergerak di bidang teknologi pengenalan wajah, telah berbulan-bulan meninggalkan database online yang berisi nama dan nomor ID, tanggal lahir, dan lokasi muslim Uighur yang dimata-matai.