Rumah pers Gaza gelar pameran foto rekam jejak tindakan brutal pasukan Israel terhadap wartawan

Jalur Gaza, SPNA -  Rumah pers Palestina bekerja sama dengan Universitas Al-Aqsa menggelar pameran foto yang menampilkan kejahatan yang dilakukan pemerintah Israel ....

BY 4adminEdited Mon,22 Oct 2018,12:56 PM

Jalur Gaza, SPNA -  Rumah pers Palestina bekerja sama dengan Universitas Al-Aqsa menggelar pameran foto yang menampilkan kejahatan yang dilakukan pemerintah Israel terhadap wartawan di perbatasan Gaza.

Acara yang bertema ‘’Pers di Garis Api’’ tersebut  dihadiri Rektor Universitas Al-Aqsa, Dr. Kamal Sharafi.

Sharafi dalam pidatonya, Minggu (21/10/2018) mengatakan bahwa pasukan pendudukan  Israel lebih takut dengan kamera wartawan  daripada senjata. “Kamera wartawan telah merekam jejak kejahatan pasukan Israel sejak meletusnya intifada pertama tahun 1987. ‘’

“Efek yang ditimbulkan oleh tulisan dan foto sangat besar karena mengekspos seluruh pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina., ‘’ tambahnya.

Di sisi lain, Bilal Jadallah, kepala Rumah Pers megatakan, pasukan Israel melarang masuk perangkat perlindungan wartawan ke Jalur Gaza.

“Alat-alat tersebut seperti helm, perisai, masker anti gas air mata. Tidak hanya itu mereka menyerang pers Palestina secara membabi buta, ‘’ ungkapnya.

Pameran tersebut menampilkan berbagai dokumentasi terkait  pelanggaran Israel dalam demonstrasi di  perbatasan Gaza.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.

Selain itu, Pemerintah AS bulan lalu juga menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Situasi sulit ini memaksa warga Gaza menggelar aski masal “Great March of Return”, menuntut Israel untuk menghapus blokade yang membuat warga Gaza sengsara serta memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air.

Puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersenjata dilaporkan berkumpul di perbatasan Gaza untuk menerobos pagar pembatas dan menembakkan layangan dan balon pembakar.

Sementara itu pasukan Israel menembaki para demonstran, wartawan dan tim medis secara membabi buta.

Serangan dan tindak kekerasan pasukan pertahanan Israel (IDF) terhadap warga Gaza sejak 30 Maret silam hingga saat ini diperkirakan menelan 210 korban jiwa.

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres dan Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Federica Mogherini menyerukan lembaga internasional untuk melakukan penyelidikan independen terhadap tindak kriminal pasukan Israel terhadap demonstran Palestina.

Guterres juga memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni di  tahun 2020.

Ia juga juga mendesak masyarakat internasional berkontribusi menangani krisis di Palestina sesuai resolusi PBB terkait.

 (T.RS)

Abdel Hamid Akkila

leave a reply
Posting terakhir