Penyelidik PBB: Genosida sedang berlangsung di Myanmar

New York, SPNA - Kekejaman yang setara dengan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar terus berlangsung, ketua misi ....

BY 4adminEdited Thu,25 Oct 2018,10:21 AM

New York, SPNA - Kekejaman yang setara dengan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar terus berlangsung, ketua misi pencarian fakta PBB di negara itu mengatakan pada Rabu (24/10/2018).

Marzuki Darusman mengatakan kepada wartawan di markas PBB di New York bahwa pejabat Myanmar dipersiapkan untuk melanjutkan siklus kekerasan terhadap Muslim Rohingya, kecuali jika ada langkah-langkah untuk mengakhiri kekerasan itu.

Sebanyak 400.000 Muslim Rohingya yang belum meninggalkan negara itu terus menghadapi "bagian paling parah" dari penindasan yang sedang berlangsung, kata Darusman.

"Saat ini sedang berlangsung," katanya, seraya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bertindak guna menghentikan pelanggaran.

Berpidato di depan wartawan, penyelidik khusus PBB Yanghee Lee mengatakan meski ada harapan, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi akan mengantar era baru bagi Myanmar, situasinya "benar-benar tidak jauh berbeda dari masa lalu."

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario.

Lebih dari 34.000 Muslim Rohingya juga dibakar, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, kata laporan itu, yang berjudul "Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira".

Sekitar 18.000 wanita dan gadis Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dirusak, tambahnya.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar anak-anak, dan perempuan, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas pada bulan Agustus 2017.

PBB telah mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak kecil - pemukulan brutal, dan penghilangan yang dilakukan oleh pasukan negara Myanmar. Dalam laporannya, penyelidik PBB itu mengatakan bahwa pelanggaran tersebut bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

(T.RA/S: Anadolu Agency)

leave a reply
Posting terakhir