Jalur Gaza, SPNA - Pemerintah Israel dilaporkan telah menangkap 908 anak-anak dan remaja Palestina dibawah umur sejak awal tahun 2018 hingga akhir Oktober lalu.
Klub Tahanan Palestina, dalam laporan statistik yang diterbitkan bertepatan dengan hari anak sedunia, Selasa (20/11/2018) mengatakan: “Hampir 270 anak-anak ditangkap dan dijebloskan ke dua penjara Megido dan Ofe. Anak-anak lainnya berasal dari Yerusalem di jebloskan ke lokasi penahanan khusus.
“Tidak hanya itu, pihak Israel juga menganiaya mereka dengan melakukan penangkapan tengah malam serta membawa mereka ke ruang interogasi lalu dibiarkan kelaparan,” ujar lembaga tersebut.
“Pihak kepolisian juga melontarkan cacian, ancaman, serta memberlakukan denda dalam jumlah besar terhadap anak-anak.”
Sebagian remaja juga dilarang melanjutkan pendidikan mereka dan dilarang bertemu keluarga. Mereka juga tidak mendapatkan perawataan kesehatan yang memadai.
Sementara itu, Lembaga Internasional untuk Perlindungan anak, Defence fo Chlidren (DCI) melaporkan bahwa sejak 2018, jumlah anak dan remaja Palestina yang gugur di tangan pasukan Israel mencapai 52 jiwa, 46 dari mereka berasal dari Jalur Gaza.
DCI dalam laporannya bertepatan hari perlindungan anak dunia, Selasa (20/11/2018) menambahkan bahwa dari jumlah tersebut, 18 diantaranya ditembak di bagian kepala, 9 di bagian dada, 7 di perut dan 5 di kaki.
“Israel sengaja membunuh anak-anak tersebut dengan melepas tembakan di tubuh bagian atas,” terang lembaga tersebut seperti dilansir Palinfo.
Tahun 1959 silam, Majelis Umum PBB menetapkan 20 November sebagai hari anak sedunia. Lalu pada tahun 1989, PBB menetapkan UU hak perlindungan anak.
Sejak tahun 2000 silam, pasukan pendudukan Israel dilaporkan telah membunuh 2070 anak-anak dibawah umur.
Selain itu, Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang secara sistematis menuntut 500 hingga 700 anak-anak dan remaja di hadapan pengadilan setiap tahunnya.
(T.RS/S:Palinfo)
