Tel Aviv, SPNA - Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menuntut agar Washington menjadikan pengakuan otoritas Israel secara penuh terhadap dataran tinggi Golan sebagai salah satu syarat penarikan militer AS dari Suriah.
Hal ini disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers bersama penasehat “National Security AS”, John Bolton yang mengunjungi Netanyahu, Minggu malam, (06/12/2018).
Netanyahu juga menjelaskan bahwa keduanya akan mengunjungi Golan jika memungkinkan.
Israel dilaporkan menduduki Golan tahun 1967 lalu menganeksasi wilayah tersebut, sebuah langkah yang tidak mendapatkan dukungan dari dunia internasional, termasuk dari AS.
“Golan penting untuk keamanan Israel, jika anda berada disana, anda akan mengerti kenapa kami (Israel) tidak hengkang dari sana.”
Sementara itu, John Bolton menjelaskan bahwa AS akan menarik pasukannya dari Suriah namun dengan syarat keamanan koalisi AS tetap terjamin.
“Kami akan membahas keputusan Presiden Trump untuk menarik diri dari Suriah, namun dengan jaminan bahwa ISIS telah dimusnahkan dan tidak kembali menjadi ancaman.”
“Selain itu kami harus menjamin keamanan bagi Israel dan koalisi AS di Timur Tengah yang mendukung kami berperang melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya, ‘’ ujarnya.
Bolton juga menjelaskan bahwa AS mungkin tidak menarik seluruh pasukannya yang berjumlah 2000 personel. “Kami akan menarik pasukan AS dari Utara, namun sebagian yang bertugas di selatan akan tetap di posisi mereka untuk membendung Iran, ‘’ ujarnya.
Usai berkunjung ke Israel Bolton dilaporkan akan langsung terbang ke Turki. Kunjungan tersebut bertujuan untuk ‘’menenangkan’’ koalisi AS di Timur Tengah pasca keputusan Trump untuk menarik mundur pasukan AS dari Suriah.
(T.RS/S:Maannews)