Pesawat tempur Israel kembali lancarkan serangan beruntun di Gaza

Jalur Gaza, SPNA - Pesawat tempur Israel dilaporkan kembali menyerang sejumlah sasaran di Jalur Gaza, Senin ....

BY 4adminEdited Sun,13 Jan 2019,10:35 AM

Jalur Gaza, SPNA - Pesawat tempur Israel dilaporkan kembali menyerang sejumlah sasaran di Jalur Gaza, Senin dini hari (13/01/2018).

Berdasarkan laporan Maannews, Israel menyerang sasaran dan lokasi pengintaian Hamas di Gaza timur  serta wilayah Jabal el-Reis.

Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa dan luka-luka.

Sementara itu juru bicara Pasukan Pendudukan Israel (IDF), mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang 2 infrastruktur Hamas di Gaza. “Hamas bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza, ‘’ tegasnya.

Sementara itu seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa agresi militer dan serangan terhadap demonstran dapat menimbulkan perang dengan Hamas. “Saya yakin perang dengan Hamas tak bisa dihindarkan,” seperti dilansir Maannews.

Sebelumnya Otoritas Penyiaran Israel, Sabtu sore melaporkan bahwa sebuah roket jatuh di lokasi terbuka di permukiman Sidot, Negev namun tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan tersebut.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun.

Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat 3 perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 dan perang 48 jam November 2018 lalu. Akibatnya seluruh sektor kehidupan Gaza lumpuh total.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Sekjen PBB, Antonio Guterres bahkan telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi 2 Juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Hal ini membuat warga Gaza terpaksa menggelar aski masal “Great March of Return” demi menuntut pemerintah Israel agar memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air serta menghapus blokade terhadap Gaza. Aksi yang dimulai 30 Maret 2018 tersebut masih terus berlanjut hingga saat ini.

Sebanyak 200 demonstran dilaporkan merenggang nyawa di tangan pasukan IDF dimana sebagian korban jiwa merupakan jurnalis dan paramedis.

Pemerintah Mesir selama beberapa bulan terakhir telah memainkan peran aktif membujuk Israel dan Gaza agar melakukan negosiasi damai. Sebelumnya, kedua pihak telah setuju untuk berunding namun militer Israel justru melakukan operasi pembunuhan terhadap petinggi Hamas, Senin 12 November lalu.

Melihat langkah militer Israel yang menusuk dari belakang ini, Hamas tidak tinggal diam. Hamas bekerjasama dengan gerakan dan faksi pejuang Gaza menyerang pemukiman zionis dengan rudal yang kemudian berujung dengan perang selama 40 jam.

Meskipun demikian, perang berakhir dengan gencatan senjata antara Israel dan gerakan perlawanan, Selasa lalu (13/11/2018).  Berdasarkan laporan koresponden Suara Palestina di Jalur Gaza, gencatan senjata yang ditawarkan otoritas Mesir sempat ditolak oleh pihak Israel.

Situasi justru berbalik saat pejuang Gaza membombardir wilayah Israel dengan 460 misil yang tidak hanya jatuh di dekat perbatasan, tapi juga merambah ke wilayah Negev, Beer Sheba hingga wilayah Selatan dekat Luat Mati dimana jarak tempuh misil Gaza mencapai 96 KM.

Kekuatan tempur rudal Gaza yang luar biasa inilah yang menjadi alasan kuat bagi Netanyahu menerima gencatan senjata, jika tidak kota-kota Israel akan terancam rudal.

Gencatan senjata tersebut juga menimbulkan perpecahan di Pemerintahan Israel, dimana Mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengundurkan diri karena tak terima dengan keputusan tersebut.

(T.RS/S:Mannews)

leave a reply
Posting terakhir