Berlin, SPNA - Rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan pasukan afiliasinya telah melakukan lebih dari 300 serangan dengan menggunakan senjata kimia selama perang saudara delapan tahun di negara itu.
Statistik ini diumumkan oleh Global Public Policy Institute (GPPi), Minggu (17/02/2019), dan merupakan temuan paling komprehensif, terkini tentang penggunaan senjata kimia di Suriah. Studi ini - yang diterbitkan oleh Washington Post - dapat dikutip sebagai bagian dari kemungkinan kasus kejahatan perang internasional oleh rezim Suriah dan Al-Assad.
Kelompok kebijakan yang bermarkas di Berlin mengatakan bahwa pihaknya "secara meyakinkan telah membuktikan 336 penggunaan senjata kimia, mulai dari agen saraf hingga bom klorin berbahaya." GPPi menunjukkan bahwa "hampir semua serangan - 98 persen - dilakukan oleh militer Assad atau pasukan sekutu, termasuk milisi loyalis yang dikenal sebagai Pasukan Macan yang didukung oleh Rusia".
Analisis lembaga dimulai pada 23 Desember 2012, beberapa bulan setelah mantan Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil Suriah akan menjadi garis merah bagi pemerintahannya.
Para peneliti laporan mengatakan bahwa mereka telah memperoleh temuan mereka dari pernyataan saksi dan analisis pasca-serangan, termasuk laporan tentang efek dari agen kimia yang jelas dan bagaimana senjata dikirim ke lokasi serangan. "Rezim Assad tidak hanya 'melarikan diri' dengan penggunaan senjata terlarang ini, tetapi berhasil menggunakannya untuk tujuan strategis," tulis laporan itu.
(T.RA/S: MEMO)