Kuwait mengulangi penolakannya terhadap normalisasi dengan Israel

Kuwait telah menegaskan penolakannya terhadap normalisasi negara-negara Arab dengan Israel, "menghantam" para menteri yang bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Konferensi Warsawa pekan lalu.

BY 4adminEdited Tue,19 Feb 2019,01:23 PM

Kuwait City, SPNA - Kuwait telah menegaskan penolakannya terhadap normalisasi negara-negara Arab dengan Israel, "menghantam" para menteri yang bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Konferensi Warsawa pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan pers kemarin, Ketua Majelis Nasional Kuwait Marzouq Al-Ghanim menegaskan "posisi berprinsip dan teguh" Kuwait terhadap normalisasi dengan Israel, menekankan itu adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang tidak setuju untuk membangun hubungan dengan Israel.

Al-Ghanim, Minggu (17/02/2019), “berharap (red) tidak ada foto pejabat Arab atau Kuwait dengan pejabat (Israel),” menanggapi tuduhan bahwa kehadiran seorang pejabat Kuwait dalam foto grup peserta konferensi memberi sinyal sebuah perubahan sikap negaranya terhadap Israel.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Khaled Al-Jarallah menggemakan sikap Al-Ghanim, mengatakan bahwa “mereka yang percaya bahwa gambar kelompok di Konferensi Warsawa menandakan perubahan dalam sikap Kuwait terhadap Israel berada di bawah ilusi dan mereka keliru berpikir bahwa normalisasi dapat direduksi menjadi gambar grup.”

Al-Ghanim menambahkan bahwa pejabat tinggi Kuwait akan diundang ke pertemuan Komite Urusan Luar Negeri negara itu untuk membahas dampak dari Konferensi Warsawa.

Konferensi Warsawa, yang berlangsung di ibukota Polandia pekan lalu, dipandang oleh banyak orang sebagai kesempatan bagi Netanyahu untuk membanggakan hubungan pemanasan antara Israel dan negara-negara Arab menjelang pemilihan umum Israel yang akan datang pada 9 April. Meskipun Netanyahu sebelumnya telah terlibat dalam sejumlah pertemuan terbuka dengan para pemimpin Arab dan Muslim sebagai bagian dari upaya normalisasi - termasuk bertemu Sultan Oman dan Presiden Chad, serta mengirim pejabat senior Israel ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain - banyak negara enggan melakukan hubungan ini secara terbuka.

"Untuk bagiannya, Kuwait tetap bersemangat menentangnya untuk normalisasi. Pada bulan Januari, Al-Jarallah mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki niat normalisasi hubungan dengan Israel. Ia menambahkan, "Sikap Kuwait telah jelas sejak Yang Mulia almarhum Sheikh Jaber Al Ahmed (Emir Kuwait sampai kematiannya pada tahun 2006) mengumumkannya - Kuwait akan menjadi negara terakhir yang menormalkan (hubungan) dengan Israel."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir