Mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni meninggalkan dunia politik

Salah satu politisi terkemuka Israel, mantan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, meninggalkan politik setelah menggelutinya selama dua dekade. Ia juga memperingatkan "demokrasi dalam bahaya".

BY 4adminEdited Tue,19 Feb 2019,01:40 PM

Yerusalem, SPNA - Salah satu politisi terkemuka Israel, mantan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, mengatakan pada hari Senin (18/02/2019) bahwa ia meninggalkan politik setelah menggelutinya selama dua dekade. Ia juga memperingatkan "demokrasi dalam bahaya".

Mantan negosiator perdamaian dengan Palestina, Livni, mendapat pengakuan di luar negeri atas perannya dalam pembicaraan yang diperantarai Amerika Serikat antara Israel dan Otoritas Palestina.

Negosiasi gagal pada 2014. Dalam beberapa tahun terakhir, karier Livni pun kandas.

AS berencana untuk mempresentasikan rencana perdamaian baru setelah pemilihan 9 April Israel, meskipun harapan akan adanya sebuah terobosan sangatlah rendah.

"Saya meninggalkan politik tetapi saya tidak akan membiarkan Israel mengabaikan harapan akan perdamaian," kata Livni yang menangis pada konferensi pers yang disiarkan televisi di Tel Aviv.

"Tahun-tahun terakhir ini sulit bagi saya dan untuk hal-hal yang saya yakini ... perdamaian menjadi kata kotor, dan demokrasi dalam bahaya," katanya, mengutip kritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang otoritas hukum yang melakukan penyelidikan korupsi terhadap dirinya dan serangan yang dia lakukan di media lokal.

Netanyahu membantah melakukan kesalahan.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa partai Hatnua yang berpusat pada Livni diperkirakan tidak akan memenangkan kursi di parlemen dalam pemilihan di mana sayap kanan, yang dipimpin oleh partai Likud Netanyahu, tampaknya akan menang.

Hatnua telah menjadi bagian dari faksi sayap kiri terbesar di parlemen, Uni Zionis, bersama dengan Partai Buruh Israel.

Namun pada Januari, aliansi itu, yang memimpin oposisi, berakhir setelah ketua Partai Buruh Avi Gabbay mencampakkan Livni di siaran langsung televisi ketika dia mengumumkan bahwa ia membubarkan kemitraan.

Livni (60) menjabat sebagai menteri luar negeri dari 2006 hingga 2009. Ia adalah seorang mantan perwira junior di badan intelijen Mossad. Ia pun telah menjadi anggota beberapa partai dan pemerintah koalisi sejak memasuki politik pada 1999 dan telah keluar dari politik sebelum kembali lagi.

Dia bergabung dengan Partai Kadima tengah pada tahun 2005, dan memegang sejumlah jabatan kabinet senior selama bertahun-tahun. Di bawah masa jabatan Perdana Menteri Ehud Olmert, ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan kepala negosiator perdamaian.

Livni menjalin hubungan yang kuat dengan timpalannya dari AS, Sekretaris Negara Condoleezza Rice, serta dengan Otoritas Palestina.

Warisannya ternoda oleh perannya dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza pada 2008 dan 2009 yang menewaskan ratusan warga sipil. Namun dia tetap populer di tingkat internasional, dan muncul di daftar wanita paling berpengaruh di dunia menurut Time dan Newsweek.

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply