Riyahd, SPNA - Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adil Al-Jabir, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menerima kembali Suriah dalam forum Liga Arab.
Ia menegaskan bahwa terkait pembukaan kembali Kedutaan Besar Arab Saudi di Suriah, tergantung pada politik lokal yang berlaku di negeri Syam itu.
“Pembukaan Kedutaan Besar di Suriah sangat bergantung pada politik lokal negara tersebut. Saudi tidak akan mengubah kebijakannya dalam hal itu, selama perang belum sepenuhnya berakhir.” Kata Adil
Perang saudara di Suriah pertama kali berlangsung pada tahun 2013. Perang tersebut bermula dari unjuk rasa terhadap pemerintahan dan kemudian berubah menjadi protes bersenjata.
Setelah delapan tahun perang berlangsung, kini Suriah sudah kembali kondusif. Negara-negara yang pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Suriah, mulai mempertimbangkan untuk kembali membangun kerjasama dengan negara tersebut.
Dalam hal ini, negara Arab mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Sebagian negara telah memutuskan untuk membuka pintu kedutaannya, seperti Uni Emirat Arab. Terdapat juga negara yang masih kukuh pada pendirian untuk tidak menjalin hubungan dengan pemerintahan Suriah, seperti Qatar.
Sementara sejumlah negara lainnya masih dalam masa pertimbangan, tegantung kepentingan masing-masing negara. Arab Saudi merupakan salah satunya. Mareka masih mempertimbangkan perkembangan politik lokal Suriah, sebagai salah satu syarat untuk membuka kembali Kedutaan besar di negara tersebut.
(T.HN/S: Ramallah)