Saudi berikan syarat untuk membuka kembali Kedubesnya di Suriah

Arab Saudi masih mempertimbangkan sikap untuk membuka kembali Kedutaan Besarnya di Suriah. Keamanan merupakan salah satu syarat bagi Saudi untuk kembali mejalin hubungan dengan negara tersebut.

BY 4adminEdited Tue,05 Mar 2019,12:04 PM

Riyahd, SPNA - Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adil Al-Jabir, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menerima kembali Suriah dalam forum Liga Arab.

Ia menegaskan bahwa terkait pembukaan kembali Kedutaan Besar Arab Saudi di Suriah, tergantung pada politik lokal yang berlaku di negeri Syam itu.

“Pembukaan Kedutaan Besar di Suriah sangat bergantung pada politik lokal negara tersebut. Saudi tidak akan mengubah kebijakannya dalam hal itu, selama perang belum sepenuhnya berakhir.” Kata Adil

Perang saudara di Suriah pertama kali berlangsung pada tahun 2013. Perang tersebut bermula dari unjuk rasa terhadap pemerintahan dan kemudian berubah menjadi protes bersenjata.

Setelah delapan tahun perang berlangsung, kini Suriah sudah kembali kondusif. Negara-negara yang pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Suriah, mulai mempertimbangkan untuk kembali membangun kerjasama dengan negara tersebut.

Dalam hal ini, negara Arab mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Sebagian negara telah memutuskan untuk membuka pintu kedutaannya, seperti Uni Emirat Arab. Terdapat juga negara yang masih kukuh pada pendirian untuk tidak menjalin hubungan dengan pemerintahan Suriah, seperti Qatar.

Sementara sejumlah negara lainnya masih dalam masa pertimbangan, tegantung kepentingan masing-masing negara. Arab Saudi merupakan salah satunya. Mareka masih mempertimbangkan perkembangan politik lokal Suriah, sebagai salah satu syarat untuk membuka kembali Kedutaan besar di negara tersebut.

(T.HN/S: Ramallah)

leave a reply
Posting terakhir

Media Israel: Asisi Berikan Syarat Terkait Palestina kepada Netanyahu Sebelum Menunjungi Mesir

Sumber-sumber Israel menyebutkan bahwa di antara gagasan yang diminta Mesir adalah agar Netanyahu membuat pernyataan sebelum atau selama kunjungannya ke Mesir bahwa ia akan berkomitmen pada solusi dua negara atau mengambil beberapa langkah di lapangan. Menurut sumber tersebut, Netanyahu keberatan membuat pernyataan seperti itu atau mengambil langkah apa pun terkait masalah Palestina menjelang pemilihan.