Jalur Gaza, SPNA - Ketua Biro Politik Hamas, memperingatkan Israel agar tidak bermain api dengan pejuang Gaza.
“Jika Israel berfikir untuk menyerang Gaza, maka mereka akan membayar akibatnya dengan harga mahal. Siapa yang mencoba menyakiti Gaza maka Gaza akan menyakiti mereka,’’ tegasnya seperti dilansir Maannews, Minggu (03/04/2019).
Terkait pemilu yang akan digelar di Israel bulan April mendatang, Haniyah menegaskan bahwa Hamas tidak peduli dengan pemimpin Israel yang akan terpilih dalam pemilu mendatang.
“Kami hanya ingin seluruh partai politik Israel dibubarkan dan para penjajah hengkang dari Palestina, ‘’ tegasnya.
“Seluruh partai Israel memiliki agenda yang sama, yaitu mengambil alih wilayah Palestina. Kami tidak takut dengan ancaman Netanyahu terhadap Gaza atau wilayah lain di Palestina. Hamas siap dengan segala kemungkinan dan gerakan pejuang Gaza selalu bersiaga di perbatasan.” Ucapnya jelang pemilu Israel 9 April mendatang.
November lalu Hamas dan Israel sempat terlibat perang selama 40 jam dan diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Berdasarkan laporan koresponden Suara Palestina di Jalur Gaza, gencatan senjata yang ditawarkan otoritas Mesir sempat ditolak oleh Israel. Pemerintah zionis tersebut bersikeras akan melakukan serangan besar ke Gaza.
Situasi justru berbalik saat pejuang Gaza membombardir wilayah Israel dengan 460 misil. Misil tersebut tidak hanya jatuh di dekat perbatasan, tapi juga merambah ke wilayah Negev, Beer Sheba hingga wilayah Selatan dekat Luat Mati dimana jarak tempuh misil Gaza mencapai 96 KM.
Kekuatan tempur rudal Gaza yang luar biasa inilah yang menjadi alasan kuat bagi Israel menerima gencatan senjata, jika tidak kota-kota Israel akan terancam rudal.
Sebelumnya, pejuang Gaza sudah memperingatkan bahwa satu juta rakyat Israel akan hidup di bawah ancaman roket jika Israel berani menyerang Gaza.
(T.RS/S:Sputnik)