UNICEF: Setiap anak Palestina berhak menggapai potensi dasar mereka

Anak-anak Palestina terus menghadapi banyak kendala dalam mengakses layanan dasar dan memenuhi hak-hak mereka.

BY 4adminEdited Fri,08 Mar 2019,12:24 PM

PNN - Yerusalem

Yerusalem, SPNA - Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Geert Cappelaere mengatakan selama kunjungannya ke Palestina, "Dalam dekade terakhir, langkah besar telah dibuat untuk memperbaiki situasi anak-anak di Negara Palestina. Beberapa indikator, seperti tingkat imunisasi, dan tingkat pendaftaran sekolah dasar yang sangat tinggi, termasuk untuk anak perempuan, merupakan yang terbaik di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara."

Dirilis Palestine News Network, Jumat (08/03/2019), Cappelaere mengatakan bahwa meski terjadi peningkatan, namun “ini sangat rapuh, sebab anak-anak terus menghadapi banyak kendala dalam mengakses layanan dasar dan memenuhi hak-hak mereka."

Hambatan-hambatan ini, menurutnya, "dihasilkan dari kombinasi faktor-faktor, yang paling signifikan di antaranya adalah tingkat kekerasan yang sangat tinggi yang dialami dan dialami oleh anak-anak Palestina."

Sebagai contoh, ia memaparkan, "sebanyak 59 anak-anak Palestina terbunuh pada tahun 2018. Ribuan anak menghadapi tantangan dalam mengakses sekolah dengan aman. Lebih dari 90% anak-anak Palestina mengatakan mereka mengalami kekerasan di rumah atau di sekolah mereka."

Sayangnya, "kekerasan telah menjadi norma bagi terlalu banyak anak-anak Palestina,“ tambahnya.

"Saya telah berbicara dengan banyak anak perempuan dan laki-laki selama misi saya saat ini ke Negara Palestina, dan pesan yang saya terus dengar dari anak-anak ini adalah salah satu tekad dan ketekunan - dorongan untuk memenuhi potensi dasar mereka, untuk berhasil terlepas dari segala rintangan dan tantangan,“ paparnya.

Ia pun menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi sangatlah banyak. Dari populasi 4,8 juta orang di Negara Palestina, sekitar 2,3 juta, hampir setengahnya, adalah anak-anak. Lebih dari satu juta dari mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Di Jalur Gaza saja, sekitar 60 persen pemuda masih menganggur, dan sekitar 80 persen dari semua keluarga di sana membutuhkan bantuan kemanusiaan. Di Area C Tepi Barat, lebih dari 20.000 orang tidak terhubung ke jaringan air atau memiliki akses ke fasilitas toilet yang lebih baik.

Kesulitan seperti itu, jelasnya, "berarti bahwa anak-anak Palestina tidak diberi kesempatan yang adil. Mekanisme koping (cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah) anak-anak ini cepat terkikis. Semakin banyak yang berisiko akibat mekanisme koping negatif, seperti putus sekolah, keterlibatan dalam pekerja anak, penyalahgunaan narkoba, dan pernikahan dini."

Ia menambahkan bahwa mempertahankan dan bahkan semakin meningkatkan investasi guru, tenaga kesehatan dan pekerja sosial di Tepi Barat dan Gaza, yang penting bagi kesehatan anak-anak, pendidikan dan kesejahteraan sosial, bukanlah hal yang istimewa, tetapi kewajiban.

Menurutnya, masyarakat sipil harus terus dibiarkan memainkan peran penting kritisnya dalam pemberian layanan dan advokasi untuk hak-hak anak.

"Sebagai penandatangan Konvensi Hak-hak Anak (CRC), Israel dan Negara Palestina memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza diberikan lingkungan di mana mereka dapat mencapai potensi bawaan."

"Jika mereka, dan otoritas de facto di Gaza, memenuhi tanggung jawab mereka, hak-hak anak-anak dapat terpenuhi,“ imbuhnya.

Anak-anak Palestina telah menunjukkan bahwa mereka memiliki tekad dan ketekunan yang besar, yang fundamental untuk memiliki masa depan yang sejahtera. Dorongan anak-anak di Negara Palestina untuk mengembangkan solusi inovatif untuk keadaan sehari-hari yang sangat menakutkan yang sering mereka dan komunitas mereka hadapi adalah inspirasi, dan pengingat bahwa kita perlu terus mendukung mereka untuk memiliki masa depan yang lebih damai. UNICEF tidak akan pernah menyerah pada mereka dan akan terus terlibat dalam dialog konstruktif dengan semua aktor terkait."

(T.RA/S: PNN)

leave a reply