Gaza, SPNA - Dua kelompok perlawanan Palestina memperingatkan Israel agar tidak menyerang para demonstran selama demonstrasi besar yang direncanakan di Jalur Gaza pada hari Sabtu (30/03/2019).
Ribuan warga Palestina akan melakukan protes massal di Gaza untuk memperingati ulang tahun pertama unjuk rasa anti-pendudukan dan peringatan ke-43 Hari Tanah ketika enam warga Palestina meninggal pada tahun 1976 dalam demonstrasi menentang perampasan tanah Arab di Galilea.
"Setiap serangan Israel terhadap aksi protes akan disambut dengan tanggapan yang sama," kata kelompok Jihad Islam setelah pertemuan antara ketua kelompok Jihad al-Nakhla dan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aarouri di ibukota Libanon, Beirut.
Selama pertemuan, kedua kelompok sepakat untuk "mengoordinasikan langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi agresi terhadap aksi demonstrasi", kata situs web kelompok itu.
Menjelang unjuk rasa hari Sabtu, tentara Israel telah mengerahkan banyak tank dan kendaraan lapis baja di sepanjang zona penyangga dengan Jalur Gaza.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menginstruksikan tentara untuk mempersiapkan kemungkinan serangan militer menyeluruh di Gaza.
Hampir 270 demonstran Palestina telah mati syahid oleh tembakan tentara Israel sejak warga Palestina mulai mengadakan demonstrasi di sepanjang zona penyangga Gaza-Israel pada bulan Maret tahun lalu.
Para demonstran menuntut hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Palestina bersejarah, yang terusir pada tahun 1948 dan membuka jalan bagi terbentuknya negara Israel.
Mereka juga menuntut diakhirinya 12 tahun blokade Israel di Jalur Gaza, yang telah menghancurkan perekonomian wilayah kantong tersebut.
(T.RA/S: Anadolu Agency)
