Gaza, SPNA - Pada malam peringatan satu tahun "Great March of Return", tentara dan tank-tank Israel dikerahkan di dekat pagar yang memisahkan wilayah-wilayah pendudukan dari Jalur Gaza yang terkepung.

Bala bantuan dikerahkan pada hari Jumat pagi ketika warga Gaza merencanakan untuk melakukan protes besar-besaran pada hari Sabtu (30/03/2019), untuk memperingati ulang tahun pertama aksi demonstrasi, di mana tentara Israel telah menewaskan lebih dari 260 warga Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis mengancam bahwa Tel Aviv akan melakukan serangan militer menyeluruh di Gaza jika diperlukan, setelah dua hari pecah pertempuran lintas-perbatasan yang telah menyebabkan beberapa orang terluka di kedua sisi.

Protes “Great March of Return” menuntut hak untuk kembali bagi warga Palestina yang diusir dari tanah air mereka oleh Israel. aksi ini dimulai pada 30 Maret tahun lalu. Sejak itu, ketegangan semakin tinggi di perbatasan Gaza. Setidaknya 26.000 warga Palestina terluka dalam protes itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Sebuah misi pencarian fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bahwa pasukan Israel melakukan pelanggaran hak selama menghadapi para demonstran Palestina di Gaza, yang bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

Mesir, PBB, dan lainnya telah berusaha untuk menengahi kesepakatan guna membatasi tingkat kekerasan.

Pasca mengunjungi perbatasan Gaza, Perdana Menteri Israel  Benyamin Netanyahu mengatakan, "Semua orang Israel harus tahu bahwa jika serangan militer diperlukan, kami akan melakukannya dengan kuat dan aman."

Komentar ini muncul setelah pemboman besar-besaran Israel yang melukai beberapa warga Palestina, yang ditanggapi dengan serangan roket dari wilayah kantong itu. Serangan tersebut melukai tujuh warga Israel di Mishmeret, sebuah kota pertanian di utara Tel Aviv, pada hari Senin, dan memaksa Netanyahu untuk mempersingkat kunjungannya ke AS.

(T.RA/S: PNN)