Ratusan warga Turki gelar aksi solidaritas untuk Palestina

Vidar juga menyerukan umat Islam untuk membela hak-hak bangsa Palestina dan teguh dengan nasionalisme. Mereka juga menyampaikan apresiasi kepada Gaza yang teguh berjuang menuntut hak mereka melalui demonstrasi rutin Great March of Return hingga lebih dari 43 pekan.

BY 4adminEdited Sat,06 Apr 2019,01:46 PM

Istanbul, SPNA - Ratusan warga Turki menggelar aksi solidaritas di Istanbul, Jum’at (05/04/2019) bersamaan dengan peringatan setahun demonstrasi Great March of Return di Jalur Gaza.

Aksi tersebut dimotori oleh Asosiasi Solidaritas Turki untuk Palestina, Vidar. Ratusan partisipan membawa bendera Palestina dan gambar Masjid Al-Aqsa serta spanduk seruan pembelaan terhadap situs suci umat Islam.

Vidar juga menyerukan umat Islam untuk membela hak-hak bangsa Palestina dan teguh dengan nasionalisme. Mereka juga menyampaikan apresiasi kepada Gaza yang teguh berjuang menuntut hak mereka melalui demonstrasi rutin Great March of Return hingga lebih dari 43 pekan.

Menurut mereka aksi Great March of Return berhasil menyorot blokade terhadap Gaza yang telah berlangsung selama 12 tahun silam dan berhasil membawa persoalan Palestina ke meja PBB.”

Great March of Return adalah demonstrasi masal yang digelar setiap pekan sejak setahun 30 Maret 2018 silam. Aksi ini bertujuan untuk menuntut Israel agar menghapus blokade terhadap Gaza serta memulangkan kembali warga Palestina yang dideportasi.

Sejak digelar setahun lalu, Great March of Return telah menelan lebih dari 260 korban jiwa dan  29382 korban luka-luka.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.  Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat 3 perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan di Gaza.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Awal 2018 lalu, Sekjen PBB, Antonio Guterres bahkan telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi dua juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Sementara itu Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia. 

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir