Pameran buku di Jalur Gaza, meskipun ditekan blokade namun mampu hadirkan 20.000 judul buku

Kementerian Kebudayaan Gaza meresmikan “Pameran Buku Gaza” awal pekan lalu dan akan berlangsung hingga 21 april mendatang. Sepuluh Yayasan dan Percetakan dengan 20.000 judul buku berpartisipasi dalam pameran buku yang digelar di auditorium Rasyad al-Syawa, Jalur Gaza tersebut.

BY 4adminEdited Fri,19 Apr 2019,04:02 PM

Jalur Gaza, SPNA – Lebih dari enam tahun silam, blokade menghambat aktivitas ilmu dan budaya di Jalur Gaza. Meskipun demikian hal ini tidak meruntuhkan semangat penulis dan sastrawan Gaza untuk terus melahirkan karya.

Kementerian Kebudayaan Palestinda di JalurGaza meresmikan “Pameran Buku Gaza” awal pekan lalu dan akan berlangsung hingga 21 April mendatang.

Sepuluh Yayasan dan Percetakan dengan 20.000 judul buku berpartisipasi dalam pameran buku yang digelar  di Auditorium Rasyad al-Syawa tersebut.

“Sekitar 20.000 buku ikut dipamerkan dalam acara ini. Hal ini mengukuhkan bahwa Palestina adalah bangsa bebas, terdidik dan memiliki peradaban,‘’ terang Wakil Kementerian Kebudayan Anwar Barghouti.

“Pameran ini bertujuan untuk mendidik generasi berkualitas, cerdas dan berwawasan luas dan mampu membela bangsa. Karena rakyat Palestina adalah mereka yang mampu menjadikan pendidikan modal untuk membela tanah air., ‘’ tambahnya.

Berdasarkan keterangan yang dilansir Pusat Informasi Palestina, Palinfo, Kamis (18/04/2019), percetakan lokal mendominasi pameran buku di Gaza tersebut.

Sejumlah pengunjung dan penulis yang memadati pameran tersebut mengaku takjub. Hal ini karena pihak mampu menghadirkan puluhan ribu judul buku di tengah blokade yang menutup seluruh akses ke Jalur Gaza.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.  Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat tiga perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan di Gaza.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Awal 2018 lalu, Sekjen PBB, Antonio Guterres bahkan telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi dua juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Sementara itu Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia. 

Di tengah situasi Gaza yang meresahkan ini, Indonesia hadir memberikan bantuan dan sokongan baik bersifat moril atau materil. Bagi rakyat Gaza, Indonesia adalah harapan baru dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan di Palestina. 

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir