Dubes Indonesia untuk Yordania: Dukungan Indonesia terhadap Palestina adalah amanat konstitusi

Dalam kunjungan singkat Menteri Luar Negeri Indonesia ke Kerajaan Yordania, awal Maret lalu, pemerintah Indonesia kembali menegaskan dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Sebelumnya, Indonesia sudah memberikan dukungan terhadap Palestina di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, bantuan kemanusiaan serta pemberdayaan,  dan dukungan ini akan terus berlanjut.

BY 4adminEdited Thu,25 Apr 2019,03:26 PM

Amman, SPNA - Bapak H.E Drs. Andy Rahmianto M.phil menyatakan bahwa Indonesia akan terus mendukung Palestina.

Dubes Indonesia untuk Yordania dan Palestina tersebut menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu Negara Islam yang paling banyak membantu Palestina khususnya di Al-Quds. 

Hal ini disampaikan dalam artikel yang dilansir Akhbar el-balad, Kamis (25/06/2019), sebagai berikut:

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pemilu Presiden dan legislatif terbesar, pada tanggal 17 April 2019. Lebih dari 190 Juta warga Indonesia atau sekitar 80% ikut memberikan suara dalam pesta demokrasi tersebut. 

Meskipun seluruh lembaga survey telah melansir hitungan cepat ‘’Quick Count” namun kedua capres masih menunggu hasil keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) bulan depan.

Lalu setelah pemilu, bagaimana sikap kedua capres terhadap Palestina? Masihkah Palestina menjadi agenda utama politik luar negeri Indonesia?

Dalam kunjungan singkat Menteri Luar Negeri Indonesia ke Kerajaan Yordania, awal Maret lalu, pemerintah Indonesia kembali menegaskan dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Sebelumnya, Indonesia sudah memberikan dukungan terhadap Palestina di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, bantuan kemanusiaan serta pemberdayaan,  dan dukungan ini akan terus berlanjut.

Pemerintah Indonesia selalu berada di garda terdepan dalam menyelesaikan krisis Palestina dan melawan pendudukan Israel baik di Tepi Barat atau Jalur Gaza. Bagi Indonesia dukungan untuk Palestina adalah amanat Konstitusi.

Di pembukaan UUD dengan jelas dinyatakan bahwa : “Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan diatas dunia karena karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.”

Sejak Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, stabilitas Palestina baik di Tepi Barat atau Jalur Gaza semakin mengkhawatirkan. Dukungan AS tanpa syarat untuk Israel, membuatnya menghalalkan pelanggaran hukum dan tindakan semena-mena terhadap Palestina.

Diantara bentuk sokongan AS tersebut,  adalah deklarasi bahwa kota suci Al-Quds sebagai ibukota Israel dan relokasi kedubes AS dari Tel Aviv, ke Al-Quds.

AS juga menutup Biro Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, lalu memutuskan seluruh bantuan kemanusiaan terhadap Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Akibatnya, Pemerintah Israel, tanpa perlawanan, dengan mudah memberlakukan politik “Yahudisasi” di Palestina serta membangun permukiman ilegal secara masif. Israel juga mengabaikan seluruh undang-undang yang telah ditetapkan PBB.

Selain itu Israel merampas harta benda dan tanah rakyat, memotong pajak untuk Otoritas Palestina (PA) serta menghentikan aktivitas Badan Pengawas Internasional di kota Khalil/Hebron.

Hal ini diperparah dengan serangan berulang yang dilancarkan sejumlah pemukim Yahudi ekstremis terhadap rakyat sipil Palestina. Pemerintah zionis juga merubah status quo terhadap kota Al-Quds dan menghapus identitas Al-Quds sebagai kota Islam termasuk Masjid Al-Aqsa.

Dari sisi politik, Pemerintah Indonesia sebagai Negara anggota sementara Dewan Keamanan PBB 2019 - 2020  menegaskan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dimana Al-Quds sebagai ibukotanya. Indonesia juga akan menyuarakan perjuangan Palestina di Dewan Keamanan PBB sebagai agenda fundamental yang harus dibahas oleh anggota Dewan Keamanan PBB.

Dalam tugasnya sebagai ketua Majelis Umum PBB bulan Mei mendatang, Indonesia akan menggelar Sidang ‘’Arria Formula”. Hal ini bertujuan memperjelas sisi hukum dan kemanusiaan di Palestina, serta menindaklanjuti resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2334 tahun 2016 terkait pembangunan dan hunian ilegal Israel.

Dari sisi ekonomi, Pemerintah Indonesia memberikan pembebasan bea cukai terhadap sejumlah komoditas Palestina yang masuk ke Indonesia, seperti minyak zaitun, buah kurma. Beberapa komoditas lainnya juga masih dibahas untuk diberikan kelonggaran yang sama.

Langkah ini diharapkan dapat menambah nilai ekspor Palestina ke Indonesia dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan perekonomian Palestina. Kedua Negara juga telah mendirikan Dewan Usaha Indonesia - Palestina (Palestine – Indonesia Business Council/PIBC).

Disaat yang sama jumlah turis Indonesia, baik Muslim maupun Kristen, ke kota suci Al-Quds naik menjadi 90 ribu jiwa dalam setahun. Hal ini juga membantu Palestina menghadapi krisis akibat pendudukan Israel.

Diplomasi kemanusiaan juga merupakan sarana efektif bagi Indonesia dalam membantu Palestina terutama karena sekitar 5.5 juta warga Palestina tinggal di Yordania, Suriah serta Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Dalam membantu menyelesaikan krisis finansial UNRWA, Pemerintah Indonesia telah melipatgandakan donasinya menjadi 2 Juta Dolar sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Menteri Luar Negeri kepada Komisaris UNRWA secara langsung dalam kunjungannya ke Yordania.

Bantuan kemanusiaan terhadap pengungsi Palestina juga disalurkan oleh sejumlah lembaga Indonesia, dimulai Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga bantuan dari donatur, universitas dan Lembaga Kemanusiaan. Dalam waktu 2 tahun terakhir, total donasi Indonesia non-pemerintah untuk Palestina mencapai 4.5Juta Dolar AS.

Dukungan lain yang tak kalah penting, adalah pemberdayaan kapasitas. Sejak beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia telah mengucurkan setidaknya 10 Juta Dolar AS dan 2 Juta Dolar tambahan untuk 3 tahun kedepan demi menggelar Konferensi antar Negara-Negara Asia untuk Palestina.

Hingga saat ini pemerintah Indonesia sudah menggelar pelatihan terhadap 2000 warga Palestina, baik pegawai pemerintah atau bukan.

Pelatihan tersebut dilakukan dalam  177 bidang keterampilan,  badan usaha kecil dan menengah, pertanian, pariwisata, ternak ikan, pemberdayaan wanita, ekonomi, serta pelayanan.

Dukungan Indonesia untuk Palestina di berbagai bidang adalah bukti bahwa Palestina selalu berada di hati bangsa Indonesia. Palestina juga melandasi kebijakan politik luar negeri Indonesia sejak merdeka hingga saat ini.

Dukungan Indonesia baik politik, ekonomi atau pemberdayaan baik dari pemerintah atau non-pemerintah tidak akan pernah berhenti. Pendukung kedua capres juga dapat diharapkan untuk selalu mendukung Palestina, karena Indonesia akan selalu bersama Palestina.

(T.RS/S: Akhbar el-balad)

leave a reply
Posting terakhir