Menemani istrinya yang sakit, otoritas Israel menahan seorang pria Palestina di persimpangan Erez

Orang-orang Palestina yang ditahan di Erez sering diinterogasi selama beberapa jam, kadang-kadang selama berhari-hari, sebelum mereka diizinkan masuk ke Israel dalam perjalanan ke Tepi Barat atau dikirim kembali ke Gaza.

BY 4adminEdited Fri,26 Apr 2019,12:16 PM

MEMO - Beit Hanoun

Beit Hanoun, SPNA - Pihak berwenang Israel menahan seorang pria Palestina, yang menemani istrinya yang sedang sakit, ketika berada di persimpangan Erez (Beit Hanoun), Jalur Gaza, Ma'an News mewartakan.

Pusat Media Jenin mengatakan bahwa Karam Mustafa Muhammad Tantawi (51), dari Khan Younis, sedang menemani istrinya yang sakit, Safaa Abed al-Majid Tantawi (47), kembali ke Jalur Gaza setelah ia mendapatkan obat kanker di Kota Yerusalem.

Media tersebut melaporkan bahwa suami istri itu meninggalkan Jalur Gaza menuju Kota Yerusalem untuk memperoleh perawatan pada 1 April lalu. Namun, dalam perjalanan kembali setelah 20 hari menerima perawatan, saat berada di persimpangan Erez, pihak berwenang Israel menahan suaminya selama 15 menit sebelum mereka memerintahkan sang istri untuk kembali ke Jalur Gaza tanpa suaminya.

Tantawi menolak untuk pergi tanpa suaminya. Ia menunggunya di persimpangan dan kemudian diberitahu oleh Perwakilan Sipil Palestina bahwa suaminya ditahan.

Erez adalah satu-satunya penyeberangan darat antara Gaza dan Israel, meskipun perjalanan sangat dibatasi oleh otoritas Israel sebagai bagian dari blokade yang melumpuhkan di daerah kantong pantai itu sejak 2007.

Orang-orang Palestina yang ditahan di Erez sering diinterogasi selama beberapa jam, kadang-kadang selama berhari-hari, sebelum mereka diizinkan masuk ke Israel dalam perjalanan ke Tepi Barat atau dikirim kembali ke Gaza.

Warga Gaza menderita tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, sebagai konsekuensi dari tiga perang dengan Israel yang menghancurkan sejak 2008.

PBB mengatakan bahwa wilayah Palestina yang terkepung itu bisa menjadi wilayah yang "tidak layak dihuni" pada tahun 2020, karena lebih dari 1,8 juta penduduknya tetap dalam kemiskinan yang parah akibat blokade Israel yang telah melumpuhkan perekonomiannya.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir