Kemenkes Gaza, 272 orang meninggal dunia dalam demonstrasi Great March of Return

Berdasarkan laporan Kemenkes Gaza yang dilansir Qudsnet, Jum’at (26/04/2019), sebanyak 272 warga Palestina  meninggal dunia dan 30398 lainnya luka-luka.

BY 4adminEdited Sat,27 Apr 2019,03:01 PM

Jalur Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Gaza melansir laporan tindakan brutal pasukan Israel terhadap demonstran yang berpartisipasi  dalam aksi Great march of Return, di Jalur Gaza bagian timur sejak 30 Maret 2018 hingga 16 April 2019.

Berdasarkan laporan Kemenkes Gaza yang dilansir Qudsnet, Jum’at (26/04/2019), sebanyak 272 warga Palestina  meninggal dunia dan 30398 lainnya luka-luka.

Dari jumlah korban jiwa, 54 diantaranya adalah anak-anak, 6 perempuan, dan 1 lansia.

Sementara itu, 3393 anak- anak terluka dalam demosntrasi tersebut, 1103 perempuan, 104 lansia.

Kemenkes Gaza menambahkan bahwa 551 korban kritis,  9123 luka ringan.

6929 lainnya ditembak peluru tajam, 890 ditembak peluru tajam berlapis karet, 2441 akibat gas air mata, 1606 ledakan gas.

Akibatnya 122 korban terpaksa menjalani amputasi di anggota tubuh bagian bawah, 14 diamputasi di bagian atas.

3635 korban berasal dari Jalur Gaza bagian utara, 5492 dari Gaza pusat, 2609 Gaza bagian tengah, 3200 Khan Younis, 1864 lainnya dari Rafah.

Selain itu pasukan IDF juga menyerang tim medis yang bertugas menyelamatkan demonstran. 677 luka-luka dan 3 meninggal dunia, mereka adalah Musa Abu Hasanin, Razan al-Najar, dan Abdullah al-Qatati.

Selain paramedis, 362  awak media juga luka –luka dan 2 merenggang nyawa saat melakukan tugas di perbatasan Gaza. Mereka adalah Yasir Murtaja, dan Ahmad Abu Husein.

Jalur Gaza adalah wilayah selatan Palestina yang terisoliasi akibat blokade Israel selama lebih dari 12 tahun dimana blokade berhasil melumpuhkan seluruh lini kehidupan Gaza.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Gaza juga menghadapi krisis listrik, air dan pencemaran. 

Melihat situasi Gaza yang carut marut akibat blokade, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa wilayah yang memiliki luas 365 persegi tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim juga mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

Situasi sulit ini memaksa warga Palestina untuk berdemo menyurakan penderitaan mereka dalam aksi yang dikenal dengan “Great March of Return”. Aksi ini telah dimulai sejak 30 Maret 2018 lalu da masih berlangsung hingga hari ini dan akan terus berlanjut sampai Israel memenuhi tuntutan rakyat Palestina.

(T.RS/S:Qudsnews)

leave a reply
Posting terakhir