Laâyoune, SPNA -  Pemikir Maroko, Abu Zeid Al-Idrissi mengatakan bahwa Israel telah merampas 3 juta dokumen Baitul Maqdis dari arsip Kerajaan Turki Usmani.

Dalam seminar yang digelar di kota Laâyoune, kota terbesar di wilayah Sahara Barat, Maroko, Al-Idrisi menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan Israel untuk merampas warisan budaya di kota Al-Quds, seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu (19/03/2019).

“Bangunan paling modern di Yerusalem berasal dari era Usmani. Warga Palestina disana lebih memilih tetap tinggal di Al-Quds karena ingin dekat Masjid Al-Aqsa.”

Pasca perang enam hari 1967, Israel telah mengambil alih lingkungan Maroko di Yerusalem.  serta menghancurkan 135  bangunan dan mendeportasi 635 warga Maroko dari lokasi.

Bangunan terakhir yang tersisa di lingkungan Maroko adalah sebuah rumah bobrok yang dikenal dengan Madsarah Saluhiyah, tempat tinggal keluarga Aisyah Al-Salouhi yang enggan meninggalkan Al-Quds.

Lingkungan Maroko dibangun pada tahun 909 Masehi. Lokasi yang terletak di sebelah tenggara Masjid Al-Aqsa tersebut merupakan rumah bagi warga Maroko yang menetap di kota suci Al-Quds.

Menurutnya, Masjid Al-Aqsa yang sampai saat ini tidak runtuh adalah sebuah keajaiban. Hal ini karena Israel masih terus melakukan penggalian dan menggunakan bahan kimia untuk menghancurkan struktur bangunan Al-Aqsa.

“Dalam hal ini, seorang insinyur Palestina melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa orang-orang Yahudi menggunakan bahan kimia untuk membuat rapuh batu-batu besar yang dibangun oleh Dinasti Usmani untuk mempermudah penghancuran kota Al-Quds,’’ terangnya.

Al-Idrisi juga menyerukan dukungan terhadap Al-Quds, dengan berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung.

Abu Zeid Al-Idrissi Al-Idrisi adalah tokoh terkemuka di Maroko, terutama dalam pemikiran Islam. Beliau adalah anggota Klub Pemikiran Islam Maroko, Asosiasi Sastra Islam Internasional dan Persatuan Cendekiawan Muslim Dunia.

(T.RS/S:AnadoluAgency)