Mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak, ragukan The Deal of Century Amerika

Husni Mubarak meragukan tawaran perdamaian Amerika untuk  menghentikan konflik Palestina-Israel. Pasalnya, Amerika telah terlalu banyak menguntungkan Israel dalam kebijakan-kebijakan pentingnya.

BY 4adminEdited Tue,21 May 2019,01:46 PM

Kairo, SPNA - Mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak, mengatakan dirinya pesimis terhadap tawaran perdamaian Amerika yang dikenal dengan sebutan The Deal of Century atau Perjanjian Abad Ini.

Dalam wawancara dengan salah satu media Kuwait, Mubarak mengatakan, “Pemindahan Kedutaan Amerika ke Yerusalem, pengakuan Dataran Tinggi Golan untuk Israel, serta legalitasnya atas perluasan hunian ilegal Yahudi di Tepi Barat, merupakan perkara yang mewajibkan pemimpin Arab untuk menentang tawaran perdamaian Amerika.”

Fajer Alsaeed, wartawan perempuan yang berkesempatan mewawancarai Mubarak, sempat menanyakan alasan di balik keraguan Mubarak tersebut.

Mubarak  menjelaskan, “Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sama sekali tidak ingin menyelesaikan konflik, ia hanya berniat mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat.”

Mubarak juga menceritakan pengalamannya saat ia masih memimpin Mesir. Pada tahun 2010, Netanyahu pernah menawarkannya pengusiran warga Gaza ke wilayah Sinai.

Ketika itu Mubarak menjawab, “Jangan pernah Anda membicarakan permasalahan ini lagi, atau kita akan kembali ke medan perang.”

Sejak dilengserkan tahun 2011, Husni Mubarak menjauhkan diri dari media.

Namun awal bulan lalu, Putra tertua Mubarak, Alaa Mubarak, membagikan sebuah postingan di Twitternya menanyakan kemungkinan persetujuan salah satu negara Arab untuk membagi wilayah negaranya demi melancarkan agenda Perdamaian Abad Ini.

Jason Greenblatt, Perwakilan Khusus Presiden Donald Trump untuk negosiasi internasional, telah membantah kemungkinan tersebut. Melalui status Twitternya ia menyatakan, tidak akan menjadikan semenanjung Sinai sebagai bagian dari Perjanjian Abad Ini.

“Itu tidak benar, jangan mudah mempercayai segala hal yang Anda baca.” Kata Greenblatt.

Sampai saat ini belum ada yang mengetahui secara pasti isi dari agenda perdamaian The Deal of Century.

Penasihat Senior Presiden Amerika, Jared Kushner, mengatakan The Deal of Century akan sangat menguntungkan ke dua belah pihak.

Namun demikian, Mubarak menyadarkan pemimpin Arab bahwa setiap perdamaian yang tidak dibangun atas pondasi yang kuat tidak akan bertahan lama, dan akan menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Terkait Iran, Mubarak mengatakan Taheran mencoba memanfaatkan peristiwa Januari 2011, untuk kepentingan mereka sendiri. Peristiwa Januari yang dimaksudkan adalah revolusi Mesir yang berkhir dengan pelengseran Mubarak.

“Salah seorang tokoh agama Iran, secara tidak biasa, pada hari Jumat, berkhutbah menggunakan bahasa Arab mengajak revolusi Islam di Mesir.” Kata Mubarak.

Awal bulan ini, Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk dan sistem pertahanan rudal Patriot serta pesawat tempur B 52 ke pangkalan militernya di Qatar.

Kementerian Pertahanan Amerika menyatakan hal tersebut bertujuan melindungi berbagai kepentingan Amerika dari ancaman serangan Iran. Meskipun Iran sebenarnya telah membantah tuduhan rencana serangan tersebut.

Mubarak mengatakan, “Keinginan Iran sangat jelas dan ancamannya terhadap negara Teluk tidak dapat dibiarkan. Begitu juga Israel, keserakahan mereka sangat nyata. Kedua permasalahan ini harus mendapatkan porsi perhatian yang sama.”

(T.HN/S: BBC)

leave a reply
Posting terakhir