Yerusalem, SPNA - Parlemen Israel memutuskan untuk menggelar pemilihan paling lambat pada 17 September mendatang, pasca gagal Perdana Menteri Benyamin Netanyahu gagal menciptakan pemerintahan koalisi pada hari Rabu (29/05/2019).
Di bawah hukum Israel, Netanyahu, yang memimpin Partai Likud, memiliki waktu hingga Rabu tengah malam waktu setempat untuk membentuk koalisi.
Anggota parlemen menyetujui pembubaran Knesset ke-21 dengan suara 74 berbanding 45.
Jajak pendapat menunjukkan akan adanya pemilihan nasional kedua di 2019.
Netanyahu memenangkan rekor masa jabatan kelima pada April ketika partainya meraih 36 kursi Knesset.
Dia menuduh pemimpin partai nasionalis sayap kanan Yisrael Beiteinu dan mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dengan para pemilih yang menyesatkan dan menyeret negara itu ke pemilihan secepatnya.
"Dia adalah penyebab dari pemilihan ini ... hanya karena dia menginginkan beberapa suara lagi, yang tidak akan dia dapatkan," kata Netanyahu kepada wartawan.
Dia mengatakan bahwa Lieberman adalah "orang dari sayap kiri" dan "menjatuhkan pemerintahan sayap kanan."
(T.RA/S: Anadolu Agency)