Karena ketakutan, penduduk Yahudi Israel meninggalkan rumah mereka di hunian dekat perbatasan Gaza

Stasiun TV Israel melaporkan, setidaknya 10 keluarga Yahudi yang tinggal di permukiman perbatasan Gaza meninggalkan lokasi tersebut dalam beberapa hari terakhir. Jumlah ini dinilai sangat besar dan pihak Israel khawatir jika warga lainnya akan mengambil langkah yang sama.

BY 4adminEdited Sun,09 Jun 2019,02:42 PM

Jalur Gaza, SPNA - Beberapa penduduk Yahudi Israel yang bermukim di wilayah perbatasan Gaza terpaksa melarikan diri pasca ketegangan yang terjadi di lokasi tersebut.

Stasiun TV Israel melaporkan, setidaknya 10 keluarga Yahudi yang tinggal di permukiman perbatasan Gaza meninggalkan lokasi tersebut dalam beberapa hari terakhir. Jumlah ini dinilai sangat besar dan pihak Israel khawatir jika warga lainnya akan mengambil langkah yang sama, dikutip Maannews, Minggu (09/06/2019).

Setidaknya 70.000 pemukim Yahudi tinggal di lebih dari 50 hunian di perbatasan Gaza. Namun konfrontasi bersenjata antara IDF dan pejuang Gaza serta ancaman rudal Hamas membuat mereka ketakutan.

Warga Palestina di Jalur Gaza telah melakukan aksi damai di perbatasan Gaza yang di blokade Israel sejak 12 tahun lalu. 

Dalam aksi “Demonstrasi Kembali ke Tanah Air”, yang digelar sejak Maret 2018, warga Gaza juga menerbangkan balon dan layangan yang membawa bahan bakar ke permukiman Israel. Balon tersebut berhasil menyebabkan kebakaran di 3500 hektar lahan yang diduduki serta membuat pemerintah Israel kewalahan. 

Sejak pemerintah Israel memblokade Gaza 13 tahun silam, tingkat kemiskinan di Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan, khususnya setelah AS memutuskan dana bantuan untuk UNRWA yang merupakan tulang punggung rakyat Gaza.

Tidaknya hanya itu, Gaza juga menghadapi krisis listrik setelah Israel meroket satu-satunya generator listrik di Jalur Gaza.  Rakyat Gaza juga terpaksa mempertaruhkan nyawa dalam agresi Israel yang terjadi berkali-kali dan menelan ratusan korban jiwa. 

Melihat situasi Gaza yang carut marut, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Di saat yang sama, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim juga mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

(TRS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir