Konferensi internasional di Jalur Gaza tolak normalisasi dengan Israel

Peserta membahas tema normalisasi dengan Israel dalam 4 sesi sidang, sesi pertama: Normalisasi dengan Israel ditinjau dari politik dan hukum syariat, kedua: Dampak ekonomi dari normalisasi dengan Israel, ketiga: Kerjasama dengan Israel dalam neraca budaya dan media, dan sesi terakhir: Boikot Israel antara harapan dan realita.

BY 4adminEdited Sat,15 Jun 2019,05:20 PM

Jalur Gaza, SPNA - Al-Awda University College bekerjasama dengan Kementerian Budaya dan Asosiasi Intelektual Arab menggelar Konferensi “Bangsa Arab dan normalisasi dengan Israel”, Selasa (11/06/2019).

Konferensi ini digelar setelah sejumlah negara Arab melakukan kerjasama dengan Israel baik secara terbuka maupun diam-diam.

Acara yang diselenggarakan di auditorium Bilmindo, Jalur Gaza bagian barat tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting Arab dan Palestina, akademisi serta politikus.

Peserta membahas tema normalisasi dengan Israel dalam 4 sesi sidang, sesi pertama: Normalisasi dengan Israel ditinjau dari politik dan hukum syariat, kedua: Dampak ekonomi dari normalisasi dengan Israel, ketiga: Kerjasama dengan Israel dalam neraca budaya dan media, dan sesi terakhir: Boikot Israel antara harapan dan realita.

Tunisia, normalisasi dengan Israel pelanggaran hukum

“Isu normalisasi dengan Israel muncul ketika kami merumuskan Konstitusi di Majelis Konstituante Tunisia tahun 2011-2013. Sebagian anggota Majelis ingin mengkriminalisasi  pihak-pihak yang berencana membangun hubungan degan Israel dalam konstitusi tersebut,” terang Mantan Presiden Tunisia,  Moncef Marzouki dalam pidatonya.

Aktivis HAM Arab itu juga menjelaskan bahwa RUU tersebut mengkriminalkan setiap upaya normalisasi dalam bentuk apapun baik politik, ekonomi atau budaya.

Namun setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Pemerintah tidak jadi meresmikan RUU itu. Hal ini karena Konstitusi adalah dasar hukum untuk mengatur hubungan antar warga negara dan pemerintah  bukan mengatur kebijakan luar negeri dan hal-hal lainnya.

Presiden Tunisia juga meminta masyarakat internasional untuk menghormati hak dan  visi Palestina dalam menyelesaikan konflik dengan Israel.

Normalisasi dengan Israel adalah bencana

Sementara itu anggota Dewan Islam Kristen,  Pastor Manuel Muslim, mengatakan: “Orang-orang Arab yang mengandalkan kelemahan mereka dengan membangun hubungan dengan Israel untuk mencari keadilan, justru akan kehilangan keadilan serta membuat mereka menjadi lemah didepan musuh. Apa yang terjadi di Palestina juga akan terjadi di negara Teluk dan Mekkah.” 

“Dengarlah wahai rakyat Teluk yang bersahabat dengan Israel, Jika anda tidak menggunakan kekayaan dan pasukan anda sebagai senjata mengalahkan Israel, maka Israel akan tumbuh dan bertambah kuat  setelah itu mereka akan menghantam negara anda,” tegasnya.

“Panggung komedi”

Sementara itu, kata Wakil Kementerian Kebudayaan Palestina, Dr. Anwar Al-Bar’awi mengatakan bahwa konferensi ini adalah bentuk perlawanan terhadap Israel terpenting, yaitu perlawanan budaya.

Al-Bar'awi menambahkan bahwa isu normalisasi dengan pendudukan Israel seperti “panggung komedi” , tidak bisa bertahan dan tidak dapat dipertahankan.

Arab kehilangan jati diri

Di saat yang sama, Rektor Al-Awda University, Dr. Hisham Al-Maghari, menjelaskan bahwa konferensi “Arab dan normalisasi dengan Israel’’ bertujuan untuk menegaskan kembali sikap bangsa Arab terkait Israel. Menurutnya normalisasi dengan Israel adalah masalah serius yang telah tersebar baik di level kelembagaan resmi atau masyarakat luas.

“Saat ini sejumlah negara Arab mendukung kerjasama dengan Israel setelah sebelumnya merupakan tindak kriminal  yang tak dapat diamaafkan. Situasi ini akan membuat bangsa Arab kehilangan jati diri mereka,’’ ujarnya.

Selain itu, Presiden Asosiasi Intelektual Arab, Dr. Akram Hamdan juga menegaskan menolak segala bentuk upaya yang mempermainkan perjuangan bangsa Palestina yang hari ini gencar dilakukan oleh sebagian pemerintah Arab.

Berikut ini beberapa poin dari konferensi tersebut:

- Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk dari normalisasi dengan Israel baik di bidang budaya, intelektual, dan ekonomi.

- Menyatakan dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka dan berdikari serta mendukung gerakan boikot Israel dengan berbagai cara.

- Menyerukan anggota parlemen Arab untuk memberlakukan hukum kriminalisasi terhadap pihak yang menjalin kerjasama dengan Israel.

- Mendesak upaya-upaya rekonsiliasi dan reformasi lembaga-lembaga nasional Palestina, terutama Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Sebelumnya, normalisasi dan membangun hubungan diplomatik dengan Israel dianggap melanggar hukum,  hingga Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan kunjungan resmi ke Kesultanan Oman.

Sejumlah media juga menyebutkan bahwa pemerintah Arab Saudi dan Israel menjalin hubungan resmi. Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman juga disebutkan pernah mengunjungi Israel secara rahasia.

(T.RS)

Abdel Hamid Akkila

leave a reply
Posting terakhir