Pantai, satu-satunya tujuan wisata warga Gaza yang hidup menderita akibat blokade

Laut Gaza yang membentang sejauh  40 kilometer, adalah satu-satunya lokasi pariwisata warga Gaza  di musim panas, terutama setelah Israel memblokade Gaza serta melarang warga menuju lokasi wisata Palestina lainnya di luar Gaza.

BY 4adminEdited Sat,15 Jun 2019,05:42 PM

Jalur Gaza, SPNA - Pantai Gaza di perbatasan Barat, menjadi satu-satunya “pelarian” bagi warga Gaza menghidari sengatan matahari di musim panas serta melepaskan penat.

Laut Gaza yang membentang sejauh  40 kilometer, adalah satu-satunya lokasi pariwisata warga Gaza  di musim panas, terutama setelah Israel memblokade Gaza serta melarang warga menuju lokasi wisata Palestina lainnya di luar Gaza .

Setelah Hamas memenangkan pemilu 2007 silam, akses keluar masuk Gaza ditutup oleh Israel. 2 juta  jiwa warga Palestina hidup menderita di wilayah dengan luas 365 kilometer persegi tersebut.

Sejak 13 tahun silam, Jalur Gaza menghadapi 3 perang besar,  ribuan nyawa melayang di tangan pasukan Israel. Hal ini tidak membuat rakyat  Palestina surut. Mereka justru menghadapi krisis yang menyengsarakan dengan senyum bahagia bersama keluarga.

Kemenkes Gaza sebelumnya telah mengeluarkan peringatan bahwa sebagian besar laut Gaza mengalami pencemaran akibat pembuangan limbah ke laut secara sembarangan, seperti diterangkan Magdy Duheir, Direktur  Kedokteran Pencegahan, Kemenkes Gaza.

Meskipun demikian, warga Gaza setiap Kamis dan Jumat, masih  tetap memadati pantai untuk berlibur bersama keluarga.

Sejak pemerintah Israel memblokade Gaza, tingkat kemiskinan di Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% populasi Gaza hidup dibawah garis kemiskinan, khususnya setelah AS memutuskan dana bantuan untuk UNRWA yang merupakan tulang punggung warga.

Tidaknya hanya itu, Gaza juga menghadapi krisis listrik setelah Israel meroket satu-satunya generator listrik di Jalur Gaza.  Mereka juga mempertaruhkan nyawa dalam agresi Israel yang terjadi berkali-kali dan menelan ratusan korban jiwa. 

Melihat situasi Gaza yang carut marut, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Di saat yang sama, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim juga mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

(T.RS)

Nuruddin Al-Harazin

 

 

 

 

leave a reply
Posting terakhir