Akibat blokade, sejumlah rumah sakit di Gaza alami krisis obat-obatan

Blokade Israel yang terus berlangsung di Gaza membuat instansi kesehatan Gaza tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Persediaan obat-obatan di rumah sakit minus 52 persen.

BY 4adminEdited Tue,18 Jun 2019,11:15 AM

Gaza, SPNA - Direktur rumah sakit Abdul Aziz Rantisi di Gaza, Muhammad Abu Salamiah, menyampaikan bahwa blokade Israel merupakan kejahatan kemanusian yang membuat anak-anak Gaza tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

 Sejumlah rumah sakit di Gaza tidak dapat memberikan pelayanan maksimal akibat berkurangnya obat-obatan hingga 52 persen.

Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah jumpa pers, hari Minggu (16/06/2019), Gaza.

Menurut pengakuan Salamiah ratusan anak yang sedang dirawat tidak mendapatkan susu terapeutik.  Sistem perawatan pasien kanker juga mengalami masalah akibat kekurangan 62 persen obat-obatan.

Direktur rumah sakit anak tersebut menambahkan, akibat kekurangan tabung transfusi darah, terdapat 40 anak yang tidak dapat melakukan terapi dialisis ginjal. Padahal perawatan tersebut seharusnya dilakukan rutin tiga kali setiap minggu.

Juga kekurangan 68 persen stok obat untuk pasien penyakit kronis, vitamin dan suplemen untuk wanita hamil serta obat-obatan psikologis dan neurologis.

Kondisi tersebut sepenuhnya disebabkan blokade Israel yang telah berlangsung selama 12 tahun. Selain membatasi pemasokan obat, 45 persen pasien Gaza juga dilarang berobat keluar daerah.

Dalam hal ini, Abu Salamiah mengajak semua pihak untuk turun tangan menyelamatkan anak-anak Gaza dan para pasien lainnya.

Atas nama Kementerian Kesehatan , Ia berharap organisasi kemanusian, lembaga amal dan tokoh berpengaruh untuk melakukan penggalangan dana demi penyediaan obat-obatan dan perlatan medis di sejumlah rumah sakit Gaza.

(Husni)

Abdel Hamid Akkila

leave a reply
Posting terakhir

Gaza Alami Krisis Obat untuk Pasien Kanker

Setidaknya 50 hingga 60 persen pasien kanker di Gaza memerlukan perawatan mendesak di luar daerah kantong yang terkepung tersebut, termasuk radioterapi, kemoterapi dan pemindaian atom, yang tidak dapat dilakukan di Gaza.