Konferensi di Gaza: Palestina bersatu lawan Deal of Century

Ismail Haniyah dalam pidatonya menegaskan bahwa Hamas siap bertemu dengan pemimpin otoritas Palestina serta pemimpin faksi Fatah di Gaza, Kairo atau di mana saja demi mencapai rekonsiliasi. “Kami mengajak faksi Fatah melupakan masa lalu serta mensinergikan langkah menghadapi ancaman Deal of Century yang diusung AS demi menjamin kemerdekaan Palestina dimana Yerusalem sebagai ibukotanya

BY 4adminEdited Thu,27 Jun 2019,03:08 PM

Jalur Gaza, SPNA - Komisi Nasional Great March of Return  menyelenggarakan konferensi menolak Deal of Century dan Workshop Ekonomi di Bahrain.

Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh dari faksi Hamas, Fatah, Jihad Islam, komunitas Kristen serta tokoh penting lainnya di aula Rashad al-Shawa, Jalur Gaza Selasa (25/06/2019).

Ismail Haniyah dalam pidatonya menegaskan bahwa Hamas siap bertemu dengan pemimpin otoritas Palestina serta pemimpin faksi Fatah di Gaza, Kairo atau di mana saja demi mencapai rekonsiliasi. “Kami mengajak faksi Fatah melupakan masa lalu serta mensinergikan langkah menghadapi ancaman Deal of Century yang diusung AS demi menjamin kemerdekaan Palestina dimana Yerusalem sebagai ibukotanya.”

Konferensi Manama menurut Haniyah

Menurut Haniyah Konferensi Manama memiliki tujuan sebagai berikut, Pertama: Menjadikan solusi ekonomi sebagai kedok menghapus perjuangan bangsa Palestina. Kedua: Memberikan lampu hijau bagi zionis memperluas jajahannya atas Palestina serta memegang kendali penuh terhadap Tepi Barat. Ketiga: Membuka pintu normalisasi dengan negara Arab.

“Inilah tujuan-tujuan politik jahat dan kotor dibalik konferensi Bahrain yang didanai oleh negara Arab agar Palestina terus dijajah, ‘’ terangnya.

Bangsa Palestina bersatu lawan Deal of Century

Untuk pertama kali sejak 13 tahun,  Palestina menyatukan barisan dibawah satu tujuan. Bangsa Palestina di Gaza, Tepi Barat dan wilayah yang diduduki tahun 1948, serta di kamp pengungsian bersatu menghadapi Konferensi Bahrain.

Sementara itu  Profesor Fayez Abu Eitah mewakili Gerakan Fatah juga menyatakan bahwa rakyat Palestina bersatu  melawan musuh khususnya Amerika Serikat dan pendukungnya.

Abu Eitah menambahkan, Pemerintah Palestina telah menolak Deal of Century  dan telah menghentikan kontak dengan Gedung Putih saat mengetahui kedok dari  inisiatif Donald Trump tersebut.

“Palestina tidak butuh konferensi ekonomi namun solusi yang jelas  dan tegas berdasarkan hukum internasional dan  hak bangsa Palestina untuk kembali ke tanah air dan jaminan kemerdekaan dengan Al-Quds sebagai ibukotanya.”

Sementara itu,  Ziad al-Nakhla, Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam, mengapreasiasi bangsa Palestina yang bersatu melawan Deal of Century.

“Hari ini adalah hari bersejarah, dimana kita dapat mengembalikan sesuatu yang sudah lama hilang, yaitu persatuan bangsa. Hari ini kita dapat menyatukan barisan melawan mereka yang berupaya menghancurkan Palestina.”

Berbicara mewakili Dewan Nasional Great March of Return, Salah Nasser mengatakan bahwa konferensi Bahrain adalah payung normalisasi Arab dengan pendudukan Israel. Kami akan melakukan segala cara menggagalkan rencana AS tersebut.

Palestina tidak akan menerima inisiatif menghapus hak bangsa untuk merdeka. “Hak dan kehomatan Palestina tidak dapat dijual. Palestina bukan milik Arab. Mereka tak dapat menyerahkannya secara cuma-cuma  kepada Israel”.

Nasser juga menyampaikan apresiasi kepada Kuwait dan pihak-pihak yang memboikot Konferensi Bahrain. “Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab dan negara-negara sahabat yang menolak berpartisipasi dalam Konferensi Bahrain serta menolak Deal of Century.

Di lain pihak, Jamil Mezhar dalam pidatonya mewakili Gerakan Nasional Islam menegaskan bahwa tidak ada siapapun yang mampu mencabut hak bangsa selama persatuan terjaga. Menurutnya, Konferensi Bahrain, yang diadakan oleh Amerika Serikat melibatkan negara Arab akan membuahkan hasil menyimpang.

Mewakili komunitas Kristen Palestina, Pastor Manuel Muslim menyampaikan bahwa kota suci Al-Quds tidak mengenal simbol bintang 6 sisi (symbol Yahudi). Bulan sabit (simbol Islam) dan salib akan terus menjadi lambang kota suci Al-Quds.

Berikut ini beberapa poin dari konferensi di Gaza menolak Deal of Century:

1.      Penolakan terhadap workshop ekonomi Bahrain dan Deal of Century yang bertujuan menghapus hak Palestina untuk merdeka dan berdikari.

2.      Menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel baik di bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan  militer, keamanan atau pers. Israel melakukan kejahatan kemanusiaan di Palestina dan pantas mendapatkan tuntutan hukum.

3.      Mendukung pemulangan warga Palestina yang terusir sejak tragedi Nakba tahun 1948 ke tanah air, serta menolak pembubaran UNRWA yang sejak lama telah melayani pengungsi Palestina

4.      Melawan undang-undang rasis terhadap rakyat Palestina di wilayah yang diduduki tahun 1948 serta melawan aneksasi Tepi Barat oleh Israel. Palestina juga menentang keputusan Amerika Serikat yang mengakui kedaulatan AS terhadap Dataran Tinggi Golan serta pengakuan AS  bahwa Yerusalem ibukota Israel.

5.      Palestina tegas menolak Deal of Century serta mengimplementasikan butir perjanjian rekonsiliasi nasional.

6.      Melanjutkan perjuangan melindungi hak untuk kembali dan menghadapi rencana pemisahan Tepi Barat dan Jalur Gaza, bahwa tidak ada negara Gaza, dan tidak ada Palestina tanpa Jalur Gaza.

7.      Menerapkan langkah-langkah melawan  kebijakan AS demi  membela hak bangsa dan menolak konferensi Bahrain.

8. Mendorong dan mendukung gerakan boikot Israel serta menerapkan langkah-langkah menghapus penjajahan terhadap Palestina.

Mei lalu, Gedung Putih mengumumkan Konferensi “Perdamaian menuju Kesejahteraan” di Bahrain pada 25 dan 26 Juni untuk mendorong investasi di wilayah Palestina sebagai tahap awal dari Deal of Century. Palestina tegas menolak berpartisipasi.

Jared Kushner mengatakan bahwa poin-poin  politik dari rencana perdamaian tersebut akan diumumkan usai pemilu di Israel kedua September mendatang.

Konferensi Bahrain ditutup Rabu 25 Juni 2019, kemarin dengan rencana investasi 50 miliar  Dolar  untuk menghidupkan kembali ekonomi Palestina. Kushner menilai bahwa Deal of Centur akan menjadi baru menghentikan konflik Palestina – Israel. Dia juga menambahkan bahwa rencana tersebut bukan untuk menyuap Palestina.

Namun New York Times menilai bahwa Konferensi Bahrain tak membuahkan hasil apapun dalam menyelesaikan situasi di Palestina.

(T.RS)

Abdel Hamid Akkila

 

 

leave a reply
Posting terakhir