Keluarga Alan Kurdi, bocah Suriah yang tenggelam tahun 2015, tolak kisah anaknya difilmkan

Damaskus, SPNA - Keluarga Alan Kurdi, bocah pengungsi Suriah yang meninggal tenggelam pada tahun 2015, menolak kisah anaknya tersebut ....

BY 4adminEdited Sun,30 Jun 2019,01:56 PM

Damaskus, SPNA - Keluarga Alan Kurdi, bocah pengungsi Suriah yang meninggal tenggelam pada tahun 2015, menolak kisah anaknya tersebut diangkat dalam sebuah film.

Tima Kurdi, bibi Ilan yang tinggal di Vancouver, Kanada, dalam sebuah wawancara dengan CBC mengatakan bahwa hatinya belum kuat untuk mengingat kembali kisah tersebut, “Tawaran ini tidak bisa diterima.”

Menurut penuturan perempuan itu, Ayah Alan yang saat ini tinggal di Irak, Abdullah Kurdi, dialah yang menceritakan soal tawaran tersebut kepadanya.

“Dia yang menelponku dalam kondisi menangis.” Cerita Tima. Ia mengatakan tidak dapat membayangkan anaknya hidup kembali dalam sebuah film.

Film yang berjudul Aylan Baby: Sea of Death tersebut sedang dalam tahap pengambilan gambar di Turki. Seorang aktor Amerika, Steven Seagal, akan ikut mengambil bagian dalam film itu.

Sang produser, Omer Sarikaya, dari Turki, bahkan telah memposting beberapa foto proses pembuatan film di akun sosial media miliknya. Ia menegaskan bahwa film tersebut bertujuan mengekspos penderitaan para pengungsi secara umum. Ia mengungkapkan “Tidak mungkin mengubah judul film tersebut di tahap seperti ini.”

Seperti dilansir The Guardian, Sarikaya menyampaikan perasaannya saat pertama kali melihat foto Alan yang terdampar di tepi laut. “Saya tidak bisa tidur selama beberapa hari, foto tersebut terus terbayang dalam pikiran saya.” Curhat Alan.

Alan meninggal tenggelam di Laut Mediterania saat ayahnya berusaha menyeberang dari Turki ke Yunani dengan menggunakan perahu kecil.

Insiden memilukan tersebut berhasil menarik perhatian dunia. Uni Eropa turut membuka perbatasannya untuk menyambut para pengungsi untuk sementara.

Kisah Alan, beberapa hari lalu kembali diingat pasca penemuan jasad seorang ayah dan balita perempuannya yang tenggelam di Sungai Rio Grande, perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Dalam sebuah rilisnya pekan ini, PBB menyebutkan, sejak tahun 2014 sampai 2018, terdapat 1600 anak imigran meninggal atau dinyatakan hilang, dengan persentasi satu anak setiap harinya.

Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, meminta pemimpin negara internasional untuk memberikan perhatian lebih untuk para pengungsi.

(T.HN/S: Arabic.Ar)

leave a reply