Ramallah, SPNA - Mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Turki al-Faisal menyatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan tercapai tanpa negara Palestina yang berdaulat dengan Al-Quds sebagai ibukotanya.
“Tanpa Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukota negara, maka tak akan ada perdamaian di Timur Tengah,” ujarnya dalam wawancara bersama Bloomberg.
Dilansir Rt Arabic, Rabu (10/07/2019), Pangeran Saudi tersebut menambahkan: “Rencana perdamaian yang dirumuskan Trump tidak akan berhasil kecuali jika menjamin kemerdekaan Palestina.”
Amerika Serikat adalah negara pertama yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel lalu membuka kedutaan besar di kota suci tersebut pada tahun 2017, sebuah langkah yang mendapat kecaman luas dari Palestina, negara Arab dan internasional.
Rencana meredakan konflik antara Palestina dan Israel yang dikenal “Kesepakatan Abad Ini”, mencakup investasi puluhan miliar dolar di wilayah Palestina baik di Tepi Barat atau Jalur Gaza.
Sebagai langkah awal dari Kesepakatan Abad Ini, AS menggelar konferensi Bahrain untuk menarik investasi di wilayah Palestina, namun Pemerintah Palestina menolak hadir dalam konferensi tersebut.
AS dilaporkan akan akan mengalokasikan 25 miliar Dolar untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza selama 10 tahun ke depan, di samping investasi 40 miliar Dolar di Mesir, Yordania dan Lebanon.
Penasehat Presiden AS, Jared Kushner, yang mensponsori Deal of Century dilaporkan berencana untuk mengumpulkan dana besar tersebut dari negara-negara Timur Tengah, terutama negara-negara terkaya di Teluk.
Pemerintah Palestina sejauh ini menolak rencana Presiden AS Donald Trump karena dinilai berpihak ke Israel.
(T.RS/S:RtArabic)