Israel membatasi visa bagi akademisi yang hendak bekerja di universitas-universitas Palestina

LSM mengutip studi pada tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan Palestina yang menemukan bahwa "setengah dari dosen internasional di universitas-universitas Palestina - 32 dari 64 - telah merasakan dampak dari pembatasan visa," yang diberlakukan Israel.

BY 4adminEdited Fri,12 Jul 2019,10:49 AM

MEMO - Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Israel telah menerapkan pembatasan visa bagi akademisi yang hendak bekerja di universitas-universitas terkemuka Palestina, dua LSM Israel mengungkapkan.

Pusat Hukum untuk Hak Minoritas Arab di Israel (Adalah) dan Al-Haq, pada hari Kamis (11/07/2019) menekankan bahwa Israel secara rutin menolak visa untuk akademisi internasional yang mencari pekerjaan di universitas-universitas Palestina.

Wakil Direktur Umum Adalah, Sawsan Zaher, mengatakan, "Warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza – sama dengan orang lain di seluruh dunia- memiliki kebebasan akademik sebagai bagian dari hak mereka untuk menentukan nasib sendiri. Pendudukan militer Israel tidak dapat mencegah warga Palestina untuk menggunakan hak ini."

Menurut Jerusalem Post, Adalah dan Al-Haq “telah beralih ke media setelah menulis surat kepada Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) -yang mengelola wilayah Palestina yang diduduki (oPt),- jaksa agung, advokat jenderal militer dan Kementerian Dalam Negeri meminta agar praktik ini dihentikan.”

Tampaknya badan-badan ini tidak menanggapi permintaan LSM tersebut.

Sebagai bukti untuk mendukung argumen mereka, LSM mengutip studi pada tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan Palestina yang menemukan bahwa "setengah dari dosen internasional di universitas-universitas Palestina - 32 dari 64 - telah merasakan dampak dari pembatasan visa," yang diberlakukan Israel.

Salah satu universitas yang paling terpengaruh adalah Birzeit, sebuah institusi terkemuka yang terletak di dekat Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki. Afiliasi Birzeit, Konservator Musik Nasional Edward Said, "melaporkan tentang adanya peningkatan 200% dalam penolakan visa selama dua tahun akademik terakhir," catat Adalah dan Al-Haq.

Selain itu, tujuh dosen internasional yang bekerja di Birzeit terpaksa meninggalkan negara itu karena visa mereka tidak diperpanjang, sementara dua staf lainnya ditolak masuk sama sekali.

Israel secara teratur menindak universitas-universitas Palestina di Tepi Barat. Awal bulan ini, pasukan Israel menangkap tujuh mahasiswa di Birzeit, termasuk mantan ketua dewan mahasiswa, Usama Fakhouri. Fakhouri adalah putra penulis dan jurnalis Palestina Lama Khater, yang juga telah ditangkap, dipenjara dan dilaporkan disiksa oleh pihak berwenang Israel.

Para prajurit menyerbu rumah para siswa di daerah Ramallah, tanpa memberikan alasan atas penangkapan tersebut.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir