Ditembak pasukan Israel, 100 pecahan peluru bersarang di kepala seoarang bocah Palestina di Tepi Barat

Abdul Rahman Yasser Shteiwi (10) masih dalam kondisi kritis, dan sedang menunggu pemindaian lebih lanjut. Ia mengalami cedera otak traumatis yang parah.

BY 4adminEdited Mon,15 Jul 2019,01:02 PM

Tepi Barat, SPNA - Tentara Israel menembak kepala seorang anak Palestina, Jumat (12/07/2019) dalam sebuah protes menentang perluasan permukiman ilegal di kota Kafr Qaddum, Tepi Barat, Palestina.

Abdul Rahman Yasser Shteiwi, bocah berusia 10 tahun itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus sekitar pukul tiga sore dan segera dioperasi. Keeseokan harinya, dokter mengatakan bahwa bahwa pemindaian otak bocah itu menunjukkan lebih dari 100 pecahan peluru bersarang di kepalanya.

Kepala bedah saraf rumah sakit, Othman Othman, yang mengoperasi Abdul selama tiga setengah jam, mengklaim bahwa peluru yang ditembakkan ke arah Abdul adalah peluru tajam.

Berbicara melalui seorang penerjemah, dia berkata, “Dia mengalami cedera yang menembus di lobus frontal di sisi kanan. Cedera itu parah dan ada lebih dari 100 fragmen.“

"Ini bukan peluru karet; ini adalah peluru logam. Peluru karet tidak akan masuk karena tidak memiliki kepala yang tajam. Ini adalah sesuatu yang memiliki kepala tajam," tambahnya. Ia percaya peluru yang ditembakkan pada Abdul adalah "bukan peluru normal." “Saya telah melihat banyak luka tembak dan hanya pecah menjadi beberapa bagian. Lebih dari 100 fragmen itu hal yang tidak normal," tegasnya.

Aktivis International Solidarity Movement (ISM) juga menemukan kasus peluru 5,56 di tanah tempat para pemrotes berdiri sekitar 15 menit sebelumnya. Terdapat puluhan lagi kasus peluru yang ditemukan kepada penduduk desa setelah demonstrasi itu.

Bocah 10 tahun itu masih dalam kondisi kritis, dan sedang menunggu pemindaian lebih lanjut. “Cedera ini adalah cedera otak traumatis yang parah. Dia dalam kondisi kritis dan ada banyak darah di otaknya,” kata Othman. "Kita belum bisa mengatakan cedera apa yang sebenarnya terjadi pada otaknya."

Pemimpin komite perlawanan populer di Kafr Qaddum, Murad Shtaiwi, mengatakan kepada ISM, "Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan kesedihan yang saya rasakan.“

Tentara melakukan kesalahan yang sangat besar jika mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan hari ini akan membuat demonstrasi menurun. Tidak, tidak pernah," tegasnya.

Peluru baja berlapis karet dan bom suara menghujani kerumunan. Setidaknya dua orang terluka oleh peluru karet, termasuk seorang anak yang ditembak di lengan dan seorang pria yang juga terkena di lengan.

Shtaiwi menambahkan, “Saya ingin mengirim pesan ke semua komunitas internasional; jika Anda peduli tentang hak-hak anak, datang dan lindungi mereka dan bagikan apa yang terjadi hari ini ke seluruh dunia."

Kota Kafr Qaddum telah mengadakan protes mingguan selama sembilan tahun terhadap penutupan jalan utama ke kota Nablus akibat perluasan permukiman terdekat. Para pengunjuk rasa secara teratur dihujani dengan gas air mata dan peluru baja berlapis karet yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan bersenjata lengkap.

(T.RA/S: ISM)

leave a reply
Posting terakhir