Israel menangkap 900 warga Palestina di Yerusalem selama paruh pertama tahun 2019

Penangkapan ini bertujuan untuk mencegah orang-orang Palestina di Yerusalem melindungi situs-situs suci dan mempertahankan Masjid Al-Aqsa.

BY 4adminEdited Sun,21 Jul 2019,12:24 PM

Yerusalem, SPNA - Pusat Studi Tahanan Palestina (PCHR) membenarkan bahwa telah terjadi peningkatan luar biasa dalam jumlah penangkapan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem sejak awal tahun ini. Lembaga ini memantau lebih dari 900 kasus penangkapan terjadi di sekitar Kota Suci itu.

Juru bicara media untuk lembaga tersebut, Riyad Al-Ashqar, mengatakan bahwa penangkapan yang hanya terjadi di Yerusalem merupakan sepertiga dari total penangkapan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki (oPt) selama paruh pertama tahun ini. Totalnya berjumlah 2.600 kasus penahanan, yang ditujukan kepada orang-orang Yerusalem untuk mencegah mereka melindungi situs-situs suci dan mempertahankan Masjid Al-Aqsa.

Al-Ashqar menyatakan bahwa kampanye penangkapan terbesar yang menargetkan orang-orang Yerusalem terjadi pada bulan Februari, ketika Gerbang Emas (Bab Al-Rahma) dibuka untuk para jamaah. Puluhan orang ditangkap termasuk para pemimpin nasional dan ulama, yaitu Sheikh Abdul Azim Salhab, Kepala Dewan Awqaf Yerusalem dan wakilnya, Najeh Bkerat. Sheikh Raed Dana dipindahkan dari Al-Aqsa selama enam bulan dan direktur Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) di Yerusalem, Nasser Qaws, ditangkap.

Al-Ashqar juga menggarisbawahi bahwa penangkapan tersebut menargetkan berbagai kelompok orang-orang Yerusalem di semua desa, kota, dan lingkungan kota. Al-Issawiya adalah yang paling terpengaruh oleh penangkapan ini - sebanyak 295 - diikuti oleh 130 di Shu'afat, 120 di Silwan, 105 di Kota Tua dan 65 di kompleks Al-Aqsa.

Al-Ashqar juga menunjukkan bahwa penangkapan yang menargetkan anak-anak di Yerusalem berjumlah 300 kasus - sepertiga dari penangkapan sejak awal 2019 - di antaranya ada lebih dari 17 anak di bawah usia 12 tahun.

Di antara mereka yang ditangkap adalah Ali Taha, seorang anak berusia 16 tahun yang ditembak oleh pasukan Israel di sebuah penghalang jalan di luar kamp pengungsi Shu'afat. Dia ditangkap, diseret ke tanah dan ditolak menjalani perawatan medis. Mohammed Issam Al-Qawasmi yang berusia lima belas tahun ditembak di belakang oleh Mista'arvim (pasukan Israel yang menyamar) di kamp yang sama. Dia terluka serius dan saat ini sedang menjalani perawatan sembari diborgol ke tempat tidur rumah sakit.

Israel tidak hanya memerintahkan anak-anak Yerusalem untuk ditangkap tetapi juga menjadikan mereka sebagai tahanan rumah, yang menetapkan bahwa anak tersebut harus tinggal di dalam rumah selama periode waktu tertentu. Dengan demikian, anak dilarang meninggalkan rumah bahkan untuk perawatan atau belajar. Anak-anak lain harus diusir dari rumah mereka dan membayar denda besar setelah dibawa ke pengadilan Israel. Mereka dijatuhi hukuman penjara aktual disertai denda, atau denda sebagai imbalan atas pembebasan mereka.

Al-Ashqar menambahkan bahwa kampanye Israel juga menargetkan wanita, terutama mereka yang tinggal di Masjid Al-Aqsa. Jumlah penangkapan di kalangan wanita dan anak perempuan di Yerusalem berjumlah 43, termasuk anak di bawah umur. Sebagian besar dibebaskan dengan syarat tahanan rumah atau pengusiran dari Al-Aqsa.

Di antara para wanita yang ditangkap adalah Ghadeer Al-Amouri, seorang pegawai Komisi Urusan Tahanan. Dia dibebaskan dengan syarat menjalani tahanan rumah selama lima hari dan denda berat. Fatma Suleiman, 19 tahun, juga ditangkap setelah pasukan Israel menyerbu rumahnya. dia dia dibebaskan beberapa jam kemudian dengan syarat tahanan rumah. Sementara itu Magda Ahmed Askar yang berusia 17 tahun ditangkap setelah pasukan Israel juga membobol rumah keluarganya.

Wanita yang tinggal di Masjid Al-Aqsa juga dikenakan penangkapan dan pemanggilan, seperti Aya Abu Nab, Hanadi Halawani, Khadija Khois dan Nazmiya Bkerat, seorang karyawan di Bagian Naskah di Al-Aqsa. Hala Al-Sherif, dari Gerbang Damaskus, ditangkap karena mengibarkan bendera Palestina selama pawai yang digelar oleh pemukim Israel yang membawa bendera Israel.

Tiga ibu tahanan ditangkap "segera setelah mereka meninggalkan Masjid Al-Aqsa dan menjadi sasaran investigasi di kantor polisi Qishla di Kota Tua Yerusalem." Mereka adalah Khouloud Al-Awar, ibu dari tahanan Suhaib Al-Awar, Iman Al-Awar, ibu dari tahanan Mohammed Al-Awar, dan Najah Awda.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir

Israel Tangkap 1.300 Penduduk Palestina di Yerusalem Selama Paruh Pertama 2021

Jumlah penangkapan dalam tiga bulan tersebut berjumlah sekitar 1.280, termasuk 130 anak-anak, yang merupakan 80 persen dari total penangkapan anak-anak. Di antara anak Palestina yang paling muda di antaranya adalah Mahmoud Abu Juma'a dan Muhammad Raja'i Khweis, dua anak Palestina yang umurnya tidak lebih dari 11 tahun. Pasukan pendudukan Israel juga menangkap 21 perempuan.