Tel Aviv, SPNA - Kementerian Luar Negeri Israel, Minggu (21/07/2019), mengumumkan bahwa mereka telah menjadi tuan rumah delegasi enam jurnalis dari negara-negara Arab, di antaranya Arab Saudi, Yordania dan Irak.
Melalui Twitter cabang Arab kementerian tersebut mengumumkan bahwa ”delegasi enam jurnalis dari negara-negara Arab, yang diundang oleh Kementerian Luar Negeri, tiba di Israel. Untuk pertama kalinya, jurnalis dari Arab Saudi dan Irak berpartisipasi dalam kunjungan ini."
Kementerian juga mempublikasikan rencana perjalanan, kunjungan dan pertemuan yang akan dilakukan, yang menyatakan bahwa" delegasi akan mengunjungi Museum Peringatan Holocaust, Knesset dan tempat-tempat suci di Yerusalem. Delegasi mengadakan pertemuan dengan anggota dan diplomat Knesset serta tur ke negara itu."
Kunjungan delegasi ini adalah yang pertama dan merupakan bagian dari tujuan Israel untuk meningkatkan hubungan dengan tetangga Arabnya dan negara-negara Teluk pada khususnya.
Walaupun mungkin kunjungan ini adalah yang pertama yang diumumkan secara publik, namun bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada bulan Januari, Hadashot TV Israel mengungkapkan bahwa tiga delegasi terkemuka Irak yang terdiri dari beberapa pemimpin negara dan politisi secara diam-diam telah mengunjungi Israel selama beberapa bulan sebelumnya, dan bertemu dengan pejabat pemerintah dan akademisi untuk membahas warisan Irak-Yahudi dan membangun sebuah landasan untuk ikatan masa depan antara kedua negara.
Menyusul pengumuman itu, parlemen Irak memutuskan untuk membentuk sebuah komite untuk menyelidiki dan menilai dugaan kunjungan tidak resmi ke Israel.
Negara-negara Arab, kecuali Yordania dan Mesir, tidak secara resmi mengakui Negara Israel dan secara terbuka mengutuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina sejak negara itu dibentuk pada tahun 1948. Namun, selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi banyak kunjungan rahasia ke Israel oleh para pemimpin.
Pekan lalu, para menteri luar negeri Israel dan Bahrain mengadakan pertemuan publik di AS, menandai insiden pertama yang secara terbuka terjadi antara negara Teluk dan Israel.
(T.RA/S: MEMO)
