Ramallah, SPNA - Badan sensus resmi Palestina, Selasa (23/07/2019), melaporkan bahwa setiap tahunnya, universitas di Palestina mewisudakan sebanyak 40 ribu sarjana. Namun sayangnya hanya delapan ribu di antara mereka yang beruntung mendapatkan kesempatan bekerja.
Komite yang melakukan penelitian komparasi antara pendidikan dan pasar pekerjaan tersebut menegaskan, jumlah pengangguran dari kaum terpelajar mencapai 50 %.
Direktur Pusat Sensus Palestina, Ala Awadh, menyebutkan bahwa penduduk Palestina adalah masyarakat yang didominasi oleh anak-anak muda yang jumlah mereka mencapai 68 persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Atau sebanyak 5 juta jiwa.
Sedangkan dari kalangan umum, pengangguran bertengger di angka 31 persen.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa keahlian yang didapatkan para mahasiswa di kuliah tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan pekerjaan. 69 persen di antara mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengisi kekosongan pekerjaan.
Namun demikian, peran Israel dalam menciptakan suasana tersebut terlihat sangat jelas. Khususnya bagi mereka yang berada di Gaza.
Blokade Israel yang telah berlangsung sejak 2006 menjadikan Gaza sebagai penjara terbesar di dunia. Jangankan untuk mencari pekerjaan ke luar, pasien sakitpun tidak mendapatkan izin untuk melakukan pengobatan keluar.
(T.HN/S: Qudsn)