Kesehatan Palestina: 50 persen pasien Gaza tidak mendapatkan pengobatan

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kondisi darurat di rumah sakit-rumah sakit Gaza akibat kekurangan obat-obatan dan peralatan medis. Kekurangan tersebut menyebabkan 50 persen pasien tidak dapat mendapatkan pengobatan.

BY 4adminEdited Wed,24 Jul 2019,01:08 PM

Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Selasa (23/07/2019), mengkonfirmasikan bahwa krisis obat-obatan di rumah sakit Gaza telah mencapai puncak.

Dalam sebuah jumpa pers yang diadakan di depan Rumah Sakit Asy-Syifa, Kementerian mengatakan, “Kurangnya obat-obatan yang mencapai 50 persen berarti setengah dari pasien Gaza tidak dapat memperoleh pelayanan dari pihak rumah sakit.”

Di samping itu Kementerian juga mengeluhkan kekurangan peralatan medis sebanyak 26 persen dan persediaan laboratoirum 60 persen.

Jumlah dana  yang terkumpulkan hingga pertengahan tahun 2019 hanya berjumlah 12,8 juta USD, dari kebutuhan sesungguhnya yang mencapai 40 juta USD.

Krisis obat-obatan salah satunya berlangsung di instansi pengobatan ginjal yang mencapai 55 persen. Di antaranya kelangkaan hormon penghasil darah merah, Erythropoietin (EPO), dilaporkan telah habis sejak tiga bulan lalu. Juga keperluan pengobatan anemia bagi penderita gagal ginjal yang pasiennya berjumlah 1150 orang.

Kekurangan lainya juga berlangsung di bagian pengobatan kanker, penyakit darah, bagian kesehatan bayi dan ibu.

Sebab utama di balik krisis ini adalah blokade Israel yang telah berlangsung sejak tahun 2006. Petugas perbatasan yang dikuasai Israel melakukan pemeriksaan terhadap setiap barang yang masuk ke Gaza.

Termasuk untuk memasok obat-obatan rumah sakit, harus mendapatkan persetujuan dari otoritas perbatasan Israel.

Direktur Umum Farmasi di Kementerian Kesehatan Palestina, Munir Al-Barsy, dalam wawancara tersebut mengatakan, Israel bertanggung jawab penuh atas terlantarnya para pasien akibat kekurangan obat-obatan.

Selain menahan obat-obatan, mereka juga tidak mengizinkan badan-badan kemanusiaan internasional untuk menyampaikan bantuan mereka bagi warga Gaza.

Di saat yang sama zionis tersebut juga tidak memberikan kesempatan kepada para pasien untuk melakukan pengobatan ke luar wilayah Gaza, baik ke Tepi Barat, wilayah Israel atau ke luar negeri.

(T.HN)

Abdel Hamid Akkila


 

 

 

 

leave a reply
Posting terakhir