Resmi, Tel Aviv promosikan proyek Jalur Kereta Api yang menghubungkan Israel dan negara Teluk

Wakil Kepala Suez Canal Authority,  Wael Qadour, menjelaskan , proyek kereta api tersebut  adalah modus politik agar negara-negara Arab bersedia menerima Israel melalui solusi ekonomi.

BY 4adminEdited Sat,27 Jul 2019,02:42 PM

Tel Aviv, SPNA -  Kementerian Luar Negeri Israel, Jum’at (26/07/2019)  mengumumkan secara resmi proyek pembangunan  jalur kereta api yang dipromosikan oleh Menteri Luar Negeri,  Yisrael Katz dalam kunjungannya ke UEA terakhir.

Kemenlu Israel melalui halaman resminya di Facebook dan Twitter mempublikasikan sebuah video berbahasa Arab yang menjelaskan rincian  proyek tersebut.

Israel menyebutkan bahwa Jalur kereta yang menghubungkan Israel dan negara Teluk adalah sebuah keajaiban yang akan membantu perekonomian negara-negara di kawasan.

Jalur kereta api tersebut menjadikan Israel sebagai jembatan darat, dan Yordania sebagai pusat transportasi regional yang menghubungkan Eropa dan negara Teluk.

“Jalur ini menciptakan rute perdagangan regional yang lebih pendek, cepat, lebih murah dan lebih aman. Selain juga membantu meningkatkan perekonomian Yordania, Palestina, Arab Saudi dan negara Teluk, bahkan akan membantu Irak di masa depan,’’ sebut Kemelu Israel.

Tel Aviv memperkirakan, jalur tersebut akan menghasilkan keuntungan sekitar 250 miliar dolar pada 2030 mendatang.

Menurut mereka, pengangkutan barang melalui jalur  darat dan kereta api membantu mengurangi resiko keamanan seperti yang terjadi di selat Hormuz dan Bab al-Mandeb.

Kemenlu Israel  menekankan perlunya kerja sama sektor publik dan swasta untuk menyukseskan rencana tersebut demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mendukung stabilitas di kawasan.

Di lain pihak,  Wakil Kepala Suez Canal Authority,  Wael Qadour, menjelaskan dalam wawancara dengan Rt Arabic bahwa proyek kereta api yang menghubungkan negara-negara Teluk dan Tel Aviv tak lebih dari propaganda Israel untuk melakukan normalisasi dengan negara-negara Arab.

“Pembangunan rel kereta api tersebut adalah modus politik agar negara-negara Arab bersedia menerima Israel melalui solusi ekonomi. Sayangnya, beberapa negara Teluk terburu-buru mendukung normalisasi dan hubungan ekonomi dengan Israel yang tak lebih dari merealisasikan tujuan Amerika Serikat.

Kerjasama ekonomi, perdagangan dan transportasi barang antara negara-negara Arab dan Israel sudah lama dilakukan sejak perjanjian Camp David, namun tidak banyak membuahkan hasil.

Situasi tegang di Teluk serta kekhawatiran Amerika Serikat dan Israel bahwa Mesir akan mencegah kapal perang AS melewati Terusan Suez membuat Israel serius membangun jalur kereta api tersebut untuk mengangkut peralatan militer mereka, terangnya.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply