Penasehat Presiden AS, Jared Kushner  bertemu Netanyahu di Yerusalem

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan penasehat presiden AS Jared Kushner serta utusan perdamaian  AS untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt di Gedung Pusat Pemerintah Israel di Yerusalem.

BY 4adminEdited Thu,01 Aug 2019,01:27 PM

Yerusalem, SPNA -  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan penasehat presiden AS Jared Kushner serta utusan perdamaian  AS untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt di Gedung Pusat Pemerintah Israel di Yerusalem.

Dilansir Maannews, Rabu (31/07/2019) pertemuan tersebut dihadiri oleh Perwakilan AS untuk Iran,  Brian Hook, Duta Besar AS untuk Israel David Friedman serta Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, Ron Dermer.

Sebelum berkunjung ke Israel, Kushner sempat bertemu Raja Yordania,  Abdullah II di Istana Husseiniya, pada hari Rabu.

Raja Abdullah dalam pertemuan tersebut menyerukan AS untuk mendukung solusi yang adil dan abadi serta menjamin kemerdekaan Palestina di perbatasan yang disepakati pada 4 Juni 1967 dimana Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Sebelumnya, Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel,  David Friedman dalam wawancara dengan CNN mengaku  bahwa Pemerintah AS mendukung pemerintahan otonomi dan sipil Palestina namun tidak dengan negara Palestina.

Hubungan Palestina dan Amerika Serikat memanas sejak Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan bahwa Al-Quds ibukota Israel akhir 2017 lalu, dimana keputusan tersebut ditentang keras oleh Arab dan dunia internasional. 

Sejak saat itu, Pemerintah Palestina memutuskan kontak  dengan Gedung Putih. Palestina menilai AS tidak lagi cocok menjadi mediator perjanjian damai degan Israel karena hanya mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan sebelah pihak. 

Gedung Putih menyikapi langkah Palestina tersebut dengan memutuskan bantuan untuk pengungsi Palestina serta bantuan ekonomi hingga Palestina setuju dengan Deal of Century.

Washington Post menyebutkan bahwa Kesepakatan Abad Ini atau Deal of Century diprediksi akan merugikan Palestina. Hal ini karena kesepakatan  AS tersebut dapat menghapus solusi dua negara dan tidak menjamin kemerdekaan Palestina.

Mei lalu, Perdana Menteri Dr. Mohammed Shtayyeh bahkan menegaskan bahwa Palestina menolak menjual kemerdekaan negara dengan duit. Dr. Shtayyeh menambahkan bahwa AS sengaja menciptakan krisis ekonomi di Palestina untuk kemudian  menyuap mereka.

Sebelumnya, 37 Mantan Presiden dan Menteri Luar Negeri Eropa menandatangani sebuah petisi menyerukan Uni Eropa mendukung solusi dua negara serta menolak Kesepakatan Abad Ini jika tidak menghormati hukum internasional.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir