Mencalonkan diri sebagai Presiden Tunisia, seorang penari wanita berniat melarang penggunaan hijab

Berita pencalonan diri seorang penari wanita Tunisia sebagai Presiden menjadi trending di berbagai media Arab. Selain memiliki latar belakang yang jauh dari dunia politik, Nemir Safar juga memiliki visi misi kontroversial, di antaranya melarang penggunaan hijab bagi wanita Tunisia.

BY 4adminEdited Thu,08 Aug 2019,11:41 AM

Ramallah News - Tunis

Tunis, SPNA – Sebuah berita unik dari Tunisia menyebutkan bahwa penari wanita, Nemir Safar, mengumumkan niatnya untuk maju dalam pemilihan Presiden Tunisia yang rencananya akan berlangsung pada 15 September mendatang.

Dalam postingan di Instagram pribadinya, Safar mengatakan bahwa ia akan segera mendatangi Komisi Pemilihan Umum untuk menyetujui dirinya sebagai calon Presiden. Ia menyambut telah berhasil mengumpulkan 35 ribu tanda tangan kontribusi.

Salah satu program andalannya adalah kampanye untuk menurunkan harga makanan pokok. Ia juga akan mencegah menggunaan cadar atau burqa serta menyeru wanita Tunisia untuk membeli Safseri, pakaian tradisional Tunisia.

Selain itu Nemir mengatakan akan menghukum setiap laki-laki yang telah menikahi perempuan Tunisia namun tidak menepati janjinya.

Jika ia terpilih nanti, Safar menjanjikan akan membawa wanita Tunisia mendapatkan 2/3 dari warisan yang diambil oleh orang tua mereka. Sementara laki-laki hanya akan mendapatkan sepertiga.

Klaim yang disetujui itu merupakan dorongan dari aspirasi masyarakat.

Menanggapi keinginan Safar untuk maju dalam pilpres, pengguna media sosial Tunisia memiliki pandangan yang berbeda-beda. Sebagian menganggap hal tersebut sebagai pertentangan yang terjadi di setiap episode pemilu dimanapun. Dengan nada kecewa ada juga yang membantah “Apa yang terjadi adalah hasil demokrasi yang kita perjuangkan selama ini, jadi tidak perlu kecewa dan menghujat.”

Salah satu sorotan lainnya yang dikeluarkan dalam Pilres Tunisia 2019, adalah keikutsertaan partai Islam Tunisia, Gerakan Ennahda, untuk pertama kalinya dalam persaingan menuju kursi nomor satu di negara tersebut.

Melalui keputusan sidang Dewan Syura partai tersebut, Selasa (06/08), Ennahda meminta nama Abdelfattah Mourou, politikus Tunisia yang memangku jabatan Wakil Ketua Partai.

(T.HN/S: Ramallah News)

leave a reply
Posting terakhir

Austria larang penggunaan hijab bagi siswa SD, namun tidak dengan kippa

Pemerintah Austria telah memperkenalkan rancangan undang-undang untuk melarang hijab bagi anak perempuan di bawah usia 10 tahun di sekolah dasar. Di sisi yang berbeda, kippa (topi berbentuk setengah bola yang biasanya digunakan oleh pria Yahudi) untuk anak laki-laki Yahudi akan tetap diizinkan.