Nenek dari Rashida Tlaib: ‘Semoga Tuhan menghancurkan Trump’

Rashida Tlaib dan neneknya tidak pernah bertemu sejak 2006. Rashida adalah anggota kongres Palestina-Amerika pertama dari partai Demokrat yang kerap melontarkan kritik tajam terhadap Trump dan Israel.

BY 4adminEdited Mon,19 Aug 2019,11:15 AM

MEMO - Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Duduk di bawah pohon zaitun di Tepi Barat yang diduduki Israel, Muftia Tlaib mencemooh gubrisan yang baru saja ia terima dari presiden Amerika Serikat, Reuters mewartakan.

"Semoga Tuhan menghancurkannya," tutur Muftia.

Muftia adalah nenek dari anggota kongres AS Rashida Tlaib, yang saat ini sedang berada dalam pusaran perseteruan Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melawan Partai Demokrat AS.

Pada hari Kamis (15/08/2019), tunduk pada tekanan dari Trump, Israel melarang kunjungan Rashida Tlaib bersama anggota Partai Demokrat lainnya, Ilhan Omar. Awalnya, Israel mengatakan akan mengizinkan kunjungan tersebut.

Hari berikutnya, Israel mengatakan akan membiarkan Rashida mengunjungi keluarganya di Tepi Barat dengan alasan kemanusiaan - tetapi Rashida menolak tawaran itu. Dia mengatakan bahwa Israel telah memberlakukan pembatasan yang dimaksudkan untuk mempermalukannya.

Pada Jumat malam, Trump mentweet, "Perwakilan Rashida menulis surat kepada para pejabat Israel dengan putus asa ingin mengunjungi neneknya. Izin diberikan dengan cepat, di mana Rashida dengan menjengkelkan menolak persetujuan dan pengaturan yang lengkap. Satu-satunya pemenang nyata di sini adalah nenek dari Rashida. Dia tidak harus melihatnya sekarang!”

Muftia Tlaib yang berusia sembilan puluh tahun, sembari duduk di kebunnya di desa Beit Ur Al-Fauqa, menuturkan, "Trump memberitahuku bahwa aku seharusnya bahagia Rashida tidak datang," katanya. "Semoga Tuhan menghancurkannya."

Putranya, paman Rashida, Bassam Tlaib, mengatakan bahwa nenek dan cucu tersebut tidak bertemu sejak tahun 2006. "Dia akan menyembelih domba ketika Rashida tiba dan menyiapkan makanan kesukaannya,“ tutur Bassam.

"Rashida melihat neneknya sebagai ibu kedua, yang selalu mendukungnya. Rashida mengatakan bahwa dirinya berutang kesuksesan kepada neneknya."

Rashida tidak menguraikan kondisi apa yang dikenakan pada kunjungannya. Media Israel melaporkan bahwa dia telah setuju untuk tidak mempromosikan boikot terhadap Israel sebagai bagian dari permintaannya kepada Kementerian Luar Negeri Israel.

Rashida, seperti juga Ilhan Omar, telah menyuarakan dukungan untuk gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) yang pro-Palestina, yang menentang pendudukan dan kebijakan Israel terhadap Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Rashida dan Ilhan adalah dua Muslimah pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres AS, dan Rashida yang lahir di Detroit adalah anggota kongres Palestina-Amerika pertama. Keduanya adalah anggota sayap progresif partai Demokrat yang melontarkan kritik tajam terhadap Trump dan Israel.

Trump selama berminggu-minggu telah menyerang Rashida dan Ilhan, bersama dengan anggota parlemen Alexandria Ocasio-Cortez dari New York dan Ayanna Pressley dari Massachusetts - yang keempatnya dikenal dengan sebutan “Squad” - menuduh mereka bermusuhan dengan Israel dalam serangan yang dikecam oleh para kritikus sebagai tindakan rasis.

“Trump telah memberitahu Rashida dan Ilhan untuk kembali ke negara asal mereka. Betapa kontradiksinya, kemarin dia meminta mereka pergi dan hari ini dia meminta agar mereka tidak membiarkannya masuk,” kata Bassam Tlaib.

Tetap saja, sang nenek berharap, "Hati saya mengatakan bahwa dia akan datang."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir