Brussel, SPNA - Uni Eropa menegaskan penolakan mereka atas rencana Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat atau mengubah perbatasan Palestina tahun 1967.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (12/09/2019), Uni Eropa mengecam pembangunan dan perluasan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
“Permukiman Israel bertentangan dengan hukum internasional. Hal ini dapat merusak solusi dua negara dan perdamaian abadi,” seperti dikutip Youm7.
Hal ini disampaikan Uni Eropa sebagai tanggapan atas pernyataan Benjamin Netanyahu yang berencana merebut wilayah Tepi Barat jika kembali terpilih sebagai Perdana Menteri.
Selasa lalu Netanyahu berjanji akan mencaplok lembah Yordania di Tepi Barat apabila kembali terpilih sebagai Perdana Menteri dalam pemilu 17 September mendatang.
Lembah Yordania mewakili sepertiga Tepi Barat. Sejak beberapa tahun terakhir, kelompok sayap kanan Israel telah mencoba mencaplok wilayah tersebut. Mereka menilai lokasi tersebut sangat strategis dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja.
Permukiman Israel sendiri berdiri area C yang mencakup 60% wilayah Tepi Barat dimana sebagian besar berada di Lembah Yordania.
Sementara itu Pemerintah Palestina menilai bahwa Netanyahu telah menginjak-injak hukum internasional melalui rencana ini.
“Israel tidak memiliki otoritas dan kekuasaan di wilayah Palestina. Tanah air kami diberkati Allah, kekuasaan zalim tidak akan bertahan di tanah air kami. Jika pasukan Hulagu Khan (Tartar) saja gagal menduduki Palestina, maka Zionis juga tidak akan mampu melakukannya,‘’ tulis Mahmoud Al-Habash, salah satu pejabat tinggi di pemerintah Palestina.
Sementara itu, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh dalam pertemuan di istana Presiden juga memperingatkan bahwa Israel berencana untuk mengambil alih Tepi Barat yang dikuasai Otoritas Palestina.
Shtayyeh juga mengecam langkah Netanyahu yang menjadikan Palestina sebagai bahan kampanye demi menarik suara dalam pemilu mendatang.
“Netanyahu adalah penghancur utama upaya-upaya perdamaian yang telah dilakukan antara Israel dan Palestina. Langkah-langkah bodoh yang dilakukan Netanyahu justru akan menghancurkan dirinya sendiri,” tutupnya seperti dilansir BBC.
Di saat yang sama Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menegaskan bahwa Palestina akan membatalkan seluruh perjanjian yang telah disepakati dengan Israel jika Netanyahu benar-benar mencaplok Tepi Barat.
“Kami memastikan seluruh perjanjian dengan Israel akan dibatalkan jika Netanyahu mencoba mengambil alih Lembah Yordania, Laut Mati utara atau wilayah apapun dari Tepi Barat yang diduduki pada tahun 1967,‘’ tegas Abbas seperti dikutip Maannews, Selasa (10/09/2019).
Abbas menambahkan bahwa bangsa Palestina berhak membela tanah air demi mencapai tujuan dengan segala cara yang mungkin dilakukan, apapun hasilnya.
(T.RS/S:Youm7)