25.000 Hunian di Gaza Perlu Segera Direkonstruksi

Agresi Israel atas Gaza pada 2014 menyebabkan lebih dari 17.000 rumah hancur total, dan ribuan bangunan lainnya, termasuk rumah sakit, sekolah, dan pabrik hancur atau rusak parah.

BY 4adminEdited Tue,24 Sep 2019,11:33 AM

Jalur Gaza

Jalur Gaza, SPNA - Sekitar 25.000 flat di Jalur Gaza perlu segera direkonstruksi, sementara 60.000 lainnya perlu untuk direnovasi agar memenuhi standar minimum untuk bangunan tempat tinggal, Kementerian Perumahan mengatakan pada hari Minggu (22/09/2019).

Kantor Berita Shehab melaporkan, Wakil Menteri Perumahan Naji Sarhan mengatakan bahwa sebanyak 120.000 rumah dibutuhkan di Jalur Gaza, di mana 14.000 perlu dibangun setiap tahun guna memenuhi permintaan populasi yang terus bertambah.

Kementerian, lanjutnya, akan telah meluncurkan proyek pemindaian terbesar terkait dengan kebutuhan keluarga miskin. Perlu dicatat bahwa kementerian telah menerima 41.000 permohonan untuk mendirikan tempat tinggal.

Ia mencatat bahwa kementeriannya akan menghubungi Kantor Layanan Proyek PBB (UNOPS) untuk memperoleh $ 10 juta untuk proyek renovasi.

Pada musim panas 2014 Israel melancarkan perang dahsyat melawan Jalur Gaza. Perang yang telah menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, sebagian besar di antara mereka adalah warga sipil, dan 71 warga Israel, yang sebagian besar adalah tentara.

Perang itu telah membawa Gaza dalam reruntuhan, karena lebih dari 17.000 rumah hancur total, dan ribuan bangunan lainnya, termasuk rumah sakit, sekolah, dan pabrik hancur atau rusak parah.

Perang itu sepenuhnya menghancurkan perekonomian Jalur Gaza. Saat ini, 80 persen dari semua warga Palestina di Gaza hidup di bawah garis kemiskinan, yang sebagian besar bergantung pada bantuan kemanusiaan.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir

Abbas: Perlu Aksi Nyata untuk Hadapi Pendudukan Israel

Yang terbaru adalah keputusan untuk mendirikan 10 ribu unit hunian di dalam dan sekitar Yerusalem dan aksi gerombolan pemukim Yahudi yang terus melakukan serbuan ke dalam kompleks Al-Aqsha. dan melakukan salat di sana. Ini bertentangan dengan dengan status hukum historis yang telah disepakati. Mereka juga merusak tempat pemakaman Yusufia dan membangun lift di Masjid Ibrahimi di kota Hebron,” sebut Komite Eksekutif PLO.