Seorang Tahanan Palestina Kritis di Penjara Israel Pasca Menjalani Interogasi

Samir Arbeed mengalami 'siksaan berat' dalam tahanan, media Israel melaporkan penyelidikan telah dibuka atas kasus ini.

BY Edited Tue,01 Oct 2019,02:31 PM

Tepi Barat, SPNA - Seorang tahanan Palestina dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah ia "mengalami penyiksaan berat" dalam tahanan Israel, kata pengacaranya. Media Israel telah melaporkan bahwa penyelidikan telah dilakukan dengan kemungkinan ada kesalahan yang dilakukan oleh petugas keamanan Israel.

Pengacara Mahmoud Hassan mengatakan pada hari Minggu (29/09/2019) bahwa kliennya, Samir Arbeed (44) yang diduga mengorganisir pemboman mematikan di Tepi Barat yang diduduki, menggunakan respirator di rumah sakit Hadassah Yerusalem dan "menderita patah tulang rusuk dan gagal ginjal" sehari setelah Israel mengumumkan bahwa Arbeed dan dua tersangka lainnya telah ditangkap.

Menurut kelompok hak asasi tahanan Addameer, setelah Arbeed ditangkap pada hari Rabu, ia dipukuli oleh pasukan Israel dengan menggunakan senjata. Ia kemudian dibawa ke pusat interogasi al-Mascobiyya di Yerusalem dan perintah dikeluarkan, di mana ia dilarang untuk bertemu dengan pengacaranya.

Hari berikutnya, Arbeed menjalani sesi pengadilan tanpa didampingi pengacaranya, ungkap Addameer pada hari Minggu. Menurut protokol sesi itu, Arbeed memberi tahu hakim bahwa ia menderita sakit parah di dada, tidak bisa makan apa pun dan muntah terus-menerus.

"Kami tidak memiliki informasi mengapa Samer tidak segera dipindahkan ke rumah sakit dan bahkan interogasinya terus menggunakan teknik penyiksaan dan perlakuan buruk ...," kata Addameer.

Layanan keamanan internal Israel, Shin Bet, mengatakan bahwa pria itu "tidak enak badan" selama interogasi dan dibawa ke rumah sakit. Tidak ada rincian lebih lanjut tentang kondisinya.

Pada Sabtu malam, seorang pengacara dari Addameer diberi tahu melalui telepon dari salah satu interogator bahwa Arbeed tidak sadar, diberi pernafasan buatan dan dalam "situasi kritis."

Menurut media Israel, Shin Bet diberi izin resmi untuk menggunakan "tindakan luar biasa" selama interogasi terhadap Arbeed.

Pemboman bulan lalu telah menewaskan seorang gadis remaja Israel dan melukai ayah dan saudara lelakinya di dekat Dolev, sebuah pemukiman ilegal di barat laut Yerusalem.

Israel mengatakan Arbeed dan selnya, anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina, merencanakan serangan lain dan bahwa bom tambahan telah ditemukan. Mereka ditangkap dalam operasi gabungan oleh Shin Bet, polisi Israel dan tentara.

Laporan media mengatakan bahwa Kementerian Kehakiman Israel telah meluncurkan penyelidikan ke dalam proses interogasi Arbeed.

Dalam pernyataannya, Addameer meminta pemerintah Israel untuk membebaskan Arbeed karena pengakuan yang diambil di bawah siksaan dan perlakuan buruk adalah ilegal dan tidak dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan.

"Mengambil pengakuan itu berarti hak atas pengadilan yang adil dilanggar dan dengan demikian penahanannya dinilai sewenang-wenang," catat Addameer.

Menurut Konvensi Menentang Penyiksaan, tidak ada "keadaan luar biasa apa pun, apakah keadaan perang atau ancaman perang" dapat digunakan sebagai pembenaran untuk penyiksaan, yang mencakup keadaan yang berkaitan dengan kontraterorisme.

Penyiksaan merupakan kejahatan perang di bawah Statuta Roma dan ketika sistematis dan meluas, berarti kejahatan terhadap kemanusiaan.

(T.RA/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir