Demi Pembebasan Tahanan Palestina, Muhjah Al-Quds Gelar Aksi Solidaritas

Tariq Abu al-Shalouf, juru bicara Muhjah Al-Quds mengatakan bahwa organisasinya sejak 3 tahun terakhir telah menggelar aksi solidaritas dan bela tahanan yang telah mendekam lebih dari 30 tahun di penjara Israel, jumlah mereka ada 14 tahanan.

BY Edited Thu,10 Oct 2019,02:12 PM

Jalur Gaza, SPNA – Yayasan Muhjah Al-Quds menggelar aksi solidaritas untuk tahanan Palestina yang mendekam di penjara Israel, Rabu (09/10/2019).

Aksi tersebut diwarnai sejumlah foto dan spanduk solidartitas untuk tahanan  serta dihadiri perwakilan faksi pejuang Palestina, dan perwakilan dari Kementeran Urusan Tahanan.

 

Tariq Abu al-Shalouf, juru bicara Muhjah Al-Quds mengatakan bahwa organisasinya sejak 3 tahun terakhir telah menggelar aksi solidaritas dan bela tahanan yang telah mendekam lebih dari 30 tahun di penjara Israel, jumlah mereka ada 14 tahanan.

 

Para tahanan mendapatkan perlakuan buruk baik secara fisik dan psikis selama masa tahanan bertahun-tahun.

Sebagian terpaksa mogok makan dan menyiksa diri mereka sendiri agar dibebaskan.

 

“Isu tahanan Palestina harus menjadi prioritas utama dalam daftar agenda Palestina baik melalui negosiasi maupun aksi perlawanan, ‘’ tegasnya.

Dia juga meminta agar faksi, Otoritas Palestina dan lembaga internasional untuk memperjuangkan pembebasan 14 tahanan yang telah mendekam selama 14 tahun didalam penjara.

 

Awal Oktober, Komite Pemerhati Tahanan Palestina di penjara Israel mengatakan warga Palestina mendapatkan perlakuan tidak manusiawi saat ditangkap oleh militer Israel. 95 persen di antara tahanan dilaporkan mengalami penyiksaan sejak pertama kali proses penangkapan berlangsung.

 

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Rabu (02/10/2019), Komite tersebut mengatakan bahwa sejak tahun 1967, sebanyak 73 tahanan meninggal dunia akibat mendapatkan penganiayaan.

 

Bahkan pada tahun 2013 lalu, seorang tahanan Arafat Jaradat meninggal dunia setelah hanya lima hari berada di penjara Israel. Ia meninggal akibat tidak sanggup menahan penyiksaan.

 

Penjara isolasi merupakan salah satu media yang digunakan oleh militer Zionis untuk menyiksa warga Palestina. Mereka juga tidak memperhatikan kelayakan penjara yang menyebabkan banyak tahanan yang jatuh sakit.

 

Militer Israel bahkan tidak segan untuk menembaki tahanan jika memang diperlukan.

 

Saat militer melakukan penangkapan, tahanan akan ditempatkan pertama sekali di penjara isolasi. Ruang sempit yang tidak memiliki ventilasi, dingin, serta membuat tahanan hanya bisa tidur sambil duduk.

 

Menarik, saat sedang viralnya aplikasi yang dapat memprediksi bentuk wajah seseorang ketika tua nanti, warga Palestina malah mempublish foto keluarga mereka sebelum dan sesudah keluar dari penjara Israel. Bekas penyiksaan terlihat jelas di wajah tahanan yang baru saja dibebaskan.

 

Dalam hal ini, Komite Pemerhati Tahanan Palestina meminta semua lembaga Hak Asasi manusia, baik lokal, Arab maupun Internasional agar menggunakan kekuatannya untuk memberikan tekanan terhadap Israel. Penyiksaan terhadap tahanan merupakan aksi yang membahayakan keberlangsungan hak asasi manusia.

 

(T.RS)

Nuorddin El-Harazin

leave a reply
Posting terakhir