Ramallah, SPNA - Otoritas Palestina (PA), Selasa (15/10/2019), mengumumkan bahwa mereka telah membentuk komite untuk menyelidiki dampak menara ponsel Israel yang dibangun di Tepi Barat yang diduduki, Xinhua mewartakan.
Dalam sebuah pernyataan PA mengatakan bahwa komite tersebut akan bekerja "mendokumentasikan pelanggaran" akibat berdirinya menara di Tepi Barat. Mereka juga akan menilai "dampaknya" guna "menetapkan resolusi Uni Telekomunikasi Internasional (ITU) yang relevan dengan kontrol Palestina atas sumber dayanya,” ungkap laporan itu.
Xinhua mencatat bahwa "Palestina telah berulang kali menuduh Israel membatasi sektor telekomunikasi Palestina di bawah alasan keamanan dan ekonomi.
"Menurut pejabat Palestina, perusahaan telekomunikasi Israel dengan sengaja membanjiri pasar Palestina dengan kartu SIM Israel "untuk memberi pelanggan Palestina penawaran kompetitif data internet dan panggilan telepon yang tidak bisa disediakan oleh perusahaan Palestina."
Data resmi menunjukkan bahwa perusahaan telekomunikasi Israel telah menghasilkan lebih dari $ 150 juta keuntungan dari pelanggan Palestina, "yang merupakan sekitar 20 persen dari klien mereka," Xinhua melaporkan.
Di bawah Kesepakatan Oslo, "frekuensinya tetap di bawah kendali Israel sampai akhir periode sementara, yang seharusnya terjadi pada tahun 1999."
Karena tidak ada kesepakatan akhir yang dicapai sejak itu, "frekuensi dan hal-hal yang berhubungan dengan telekomunikasi tetap belum terselesaikan."
Pada bulan September 2012, ITU memutuskan untuk mengirim misi pencarian fakta ke Tepi Barat yang diduduki "atas penolakan Israel untuk memungkinkan warga Palestina untuk memajukan pemanfaatan frekuensi," tetapi keputusan tersebut tidak diterapkan.
(T.RA/S: MEMO)