80% rakyat Gaza hidup bergantung dengan bantuan kemanusiaan

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan pada hari Selasa, (22/10/2019)  bahwa 80 % warga Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan akibat blokade yang terjadi sejak 2007 silam.

BY Edited Tue,22 Oct 2019,01:00 PM

Jalur Gaza, SPNA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan pada hari Selasa, (22/10/2019)  bahwa 80 % warga Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan akibat blokade yang terjadi sejak 2007 silam.

Dialnsir Maannews, satu juta pengungsi Palestina di berbagai wilayah bergantung pada bantuan pangan UNRWA untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Sementara itu,  Qatar Charity juga meluncurkan proyek “Bantuan Pangan untuk Mengakhiri Kelaparan di Dunia” dengan mendistribusikan 37.000 bantuan pangan kepada pengungsi Palestina di 35 sekolah UNRWA di Jalur Gaza.

 “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Qatar Charity atas program ini. Bantuan Qatar  datang di saat tepat dan sejalan  dengan program perbaikan gizi UNRWA di Palestina. Hal ini menjadi kesempatan besar untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya nutrisi yang sehat,” ucap Farid Abu Azra, kepala program pendidikan UNRWA di Gaza.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.  Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat 3 perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan di Gaza.

 

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

 

Sebelumnya, Wakil Menteri Pembangunan Sosial, Ghazi Hamad mengatakan bahwa Gaza adalah wilayah dengan populasi  termiskin di dunia.

Ekonomi di Gaza semakin memburuk sejak agresi Israel dalam intifada tahun 2000 silam hingga hari ini.  Blokade terhadap Gaza sejak 2006,  pembatasan jalur transportasi, dan agresi Israel berulang kali tahun 2008-2012-2014 ditambah perpecahan Palestina telah merusak seluruh lini kehidupan di Gaza.

Merujuk kepada laporan bahwa persentase pengangguran di Jalur Gaza mencapai 75% pada tahun 2019, dimana 70% populasi Jalur Gaza menghadapi rawan pangan.

Awal 2018 lalu, Sekjen PBB, Antonio Guterres bahkan telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi dua juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Sementara itu Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia. 

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir